Maduro Tuduh AS Bajak Kapal Tanker, Ketegangan Venezuela-Amerika Kian Memanas

Maduro Tuduh AS Bajak Kapal Tanker, Ketegangan Venezuela-Amerika Kian Memanas

Nicolas Maduro, Presiden Venezuela --

POSTINGNEWS.ID — Presiden Venezuela Nicolas Maduro menuduh Amerika Serikat melakukan pembajakan setelah pasukan AS menyita sebuah kapal tanker minyak di perairan lepas pantai Venezuela. Insiden ini memicu ketegangan baru di kawasan.

Maduro bahkan menyebut awak kapal tanker tersebut diculik. Ia menilai tindakan Washington sebagai ancaman serius terhadap hukum internasional dan stabilitas perdagangan global.

"Di mana Pengadilan Hak Asasi Manusia Antar-Amerika, Pengadilan Kriminal Internasional? Mereka merampok kapal pribadi dengan senjata, dan anggota kru telah hilang selama lima hari; kita tidak tahu apakah mereka disiksa," kata Maduro dalam program Con Maduro, dikutip Newsweek, Rabu (17/12/2025).

BACA JUGA:Prabowo Datangi Pengungsi di Agam Sumbar, Janji Sebulan Tak Ada Lagi Warga Tinggal di Tenda

Penyitaan yang terjadi pada 10 Desember itu diklaim AS sebagai penyitaan kapal tanker terbesar sepanjang sejarah. Langkah tersebut menandai eskalasi signifikan hubungan Washington dan Caracas.

Amerika Serikat menyatakan operasi ini bagian dari kampanye anti-narkotika di Laut Karibia dan Pasifik timur. AS juga terus meningkatkan tekanan terhadap pemerintahan Maduro yang dianggap tidak sah.

Sebaliknya, Venezuela menilai operasi tersebut hanya dalih untuk menguasai cadangan minyak nasional. Negara itu memiliki cadangan minyak terbesar dunia yang terkonsentrasi di Cekungan Orinoco.

Maduro menegaskan Venezuela tidak akan tunduk terhadap tekanan eksternal. Pemerintah bahkan mengklaim 96 persen rakyatnya menolak penyitaan kapal tersebut.

BACA JUGA:Demi 'Saweran' Receh, Streamer Resbob Rela Jual Harga Diri Hina Suku Sunda! Endingnya Mewek di Penjara, Worth It Nggak Sih?

"Venezuela akan tetap teguh menghadapi serangan, ancaman, dan sekarang perampokan," ujarnya.

Kementerian Perminyakan Venezuela turut menuding AS melakukan serangan siber terhadap perusahaan minyak negara PDVSA guna melumpuhkan operasional energi nasional.

"Perusahaan tersebut menjadi sasaran serangan siber yang bertujuan menghentikan operasinya... Upaya agresi ini menambah strategi publik pemerintah AS untuk merebut minyak Venezuela dengan paksa dan pembajakan," tulis kementerian.

AS menyebut kapal M/T Skipper terkait jaringan pengiriman minyak untuk Hizbullah dan Pasukan Quds Iran. Ketegangan ini juga menyeret reaksi China, Rusia, dan Iran yang mendukung Venezuela.*

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Share