Cek Fakta Bahlil soal Listrik Aceh: Dari Klaim 93 Persen, Nyatanya Baru 36 Persen

Cek Fakta Bahlil soal Listrik Aceh: Dari Klaim 93 Persen, Nyatanya Baru 36 Persen

Cek fakta klaim Bahlil soal listrik Aceh pulih 93 persen. Data terbaru Kementerian ESDM menunjukkan pemulihan baru mencapai 36 persen.-Foto: IG @bahlillahadalia-

JAKARTA, PostingNews.id — Pemulihan listrik di Aceh sempat terdengar menjanjikan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia pada Minggu malam 7 Desember 2025 menyampaikan kabar bahwa hampir seluruh wilayah Aceh sudah kembali terang. Pernyataan itu ia sampaikan langsung kepada Presiden Prabowo saat ditanya perkembangan penanganan kelistrikan pascabencana.

“Seluruh Aceh, 93 persen, malam ini Aceh semua nyala, Pak,” ujar Bahlil malam itu.

Namun, klaim tersebut tak sepenuhnya sejalan dengan kondisi di lapangan. Sehari berselang, suara yang terdengar dari Aceh justru berbeda. Sejumlah warga dan relawan menyebut listrik di banyak wilayah masih padam total. Di beberapa titik lain, aliran listrik datang dan pergi tanpa kepastian, membuat warga harus bertahan dengan kondisi serba terbatas.

Situasi ini memunculkan tanda tanya besar. Jika listrik sudah pulih hampir sepenuhnya, mengapa warga masih gelap gulita. Laporan dari lapangan menunjukkan bahwa pemulihan jaringan belum merata, terutama di wilayah yang terdampak banjir dan longsor paling parah.

BACA JUGA:Bentrok Dengan Aturan MK, Mahfud MD Sebut Perpol Jabatan Sipil Untuk Polisi Sebagai Pelanggaran Konstitusi

Pada Selasa 9 Desember 2025, Bahlil akhirnya menyampaikan permintaan maaf. Ia mengakui bahwa pemulihan sistem kelistrikan Aceh belum mencapai angka 93 persen seperti yang ia sampaikan sebelumnya. Menurutnya, kondisi di lapangan jauh lebih kompleks dari perkiraan awal.

“Saya yakin dan percaya bahwa pasti masih banyak kekurangan, pasti masih terjadi hal-hal yang tidak pernah kita perkirakan terjadi di lapangan,” ujar Bahlil.

Ia menjelaskan, tantangan besar di wilayah terdampak longsor dan banjir membuat proses perbaikan jaringan memerlukan waktu lebih panjang. Medan berat, akses terbatas, serta kerusakan infrastruktur menjadi hambatan yang tidak mudah diatasi dalam waktu singkat.

Data terbaru hingga 11 Desember 2025 justru menunjukkan angka pemulihan yang jauh dari klaim awal. Kementerian ESDM melaporkan bahwa aliran listrik di Aceh baru pulih sekitar 36 persen. Angka ini mencerminkan betapa besar pekerjaan yang masih harus diselesaikan di lapangan.

BACA JUGA:Cloudflare Catat Indonesia Puncaki Daftar Sumber Serangan Siber Global

Dari sisi operator, PLN mengakui proses pemulihan berjalan di bawah tekanan situasi yang sulit. Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan kerusakan infrastruktur transmisi menjadi kendala utama. Banyak tower roboh akibat banjir dan pergeseran tanah sejak akhir November 2025.

“PLN terus mempercepat pemulihan sistem kelistrikan Aceh di tengah tantangan medan berat pascabencana banjir dan longsor, lebih dari 1.400 petugas gabungan se-Indonesia diterjunkan di berbagai titik terdampak,” ujar Gregorius pada Jumat 12 Desember 2025.

Ia menjelaskan, PLN sebelumnya telah membangun tower darurat pada jalur transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kV Arum Bireuen. Saat ini, fokus perbaikan diarahkan ke jalur transmisi SUTT 150 kV Langsa Pangkalan Brandan. Di jalur tersebut, lima tower roboh dan tujuh tower lainnya mengalami kerusakan akibat banjir serta pergeseran tanah.

“Ini menjadi kendala utama dalam proses pemulihan. Petugas bekerja 24 jam untuk membangun dan memodifikasi tower darurat agar perbaikan infrastruktur transmisi selesai secepatnya,” kata Gregorius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Share