SBY: Jangan Selingkuh dengan Konstitusi demi Menang Pilpres
SBY mengingatkan politisi agar tidak menyalahgunakan konstitusi, aparat negara, dan kekuasaan demi memenangkan Pilpres.-Foto: IG @presidenyudhoyonoalbum-
JAKARTA, PostingNews.id — Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono kembali mengingatkan para politikus agar tidak tergelincir dalam cara-cara keliru demi mengejar kekuasaan. Pesan itu ia sampaikan dalam suasana reflektif, saat menghadiri peluncuran buku otobiografi Marsekal Purnawirawan Djoko Suyanto di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu 13 Desember 2025.
Di hadapan para undangan, SBY menekankan bahwa jalan menuju kekuasaan harus ditempuh secara lurus dan bermartabat. Ia mengingatkan agar konstitusi tidak dijadikan alat permainan politik.
“Dalam meraih kekuasaan, jalannya harus benar. Jangan berselingkuh terhadap konstitusi. Jangan menyalahgunakan kekuasaan,” ujar SBY.
Peringatan itu tidak berhenti di sana. SBY juga menyoroti kecenderungan sebagian elite politik yang kerap menarik institusi negara ke dalam pusaran kontestasi kekuasaan. Ia mengingatkan agar Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, penegak hukum, hingga Badan Intelijen Negara tidak diseret untuk kepentingan politik praktis.
BACA JUGA:Awan Pekat Sedang Mengepung Banten, BMKG Prediksi Hujan Ekstrem Siap Mengguyur Tanpa Ampun
“Jangan melibatkan TNI, Polri, Penegak Hukum, dan juga BIN untuk mendukung partai politik tertentu atau calon presiden tertentu,” kata dia.
Menurut SBY, sejak Reformasi 1998 bangsa ini sudah memiliki kesepakatan yang jelas mengenai batas peran aparat negara. Salah satu prinsip yang dijaga bersama adalah larangan bagi prajurit TNI aktif untuk terlibat dalam politik praktis. Kesepakatan itu, kata dia, lahir dari pengalaman panjang bangsa ini dalam menjaga demokrasi agar tetap sehat.
Dalam kesempatan tersebut, SBY juga menyinggung relasi pemikirannya dengan Djoko Suyanto, sosok yang lama mendampinginya di lingkar kekuasaan. Ia bercerita bahwa mereka berdua kerap berbagi pandangan tentang bagaimana kekuasaan seharusnya dijalankan tanpa mengorbankan nilai.
“Kami sama-sama berpendapat bahwa di samping soal kepentingan atau interest dalam politik mendapatkan kekuasaan politik, values, prinsip, dan nilai-nilai yang baik tidak boleh dikesampingkan,” ujar SBY.
BACA JUGA:Satpam Curi Besi Radioaktif di Cikande Tangerang, Tapi Malah Lapor Polisi Demi Kibuli Penyidik
Bagi SBY, kekuasaan bukan tujuan akhir yang membenarkan segala cara. Ia menegaskan bahwa seorang politikus harus berani mengambil sikap ketika kepentingan partai berhadapan dengan kepentingan negara. Dalam kondisi seperti itu, menurutnya, pilihan harus jelas.
“Kalau ada konflik kepentingan partai politik atau negara, kita harus memilih. Kami bersatu dalam sikap bahwa negaralah yang diutamakan. Country first, jangan dibalik,” kata dia.
Djoko Suyanto sendiri bukan sosok asing dalam perjalanan politik SBY. Ia pernah menjabat sebagai Panglima TNI pada 2006 hingga 2007, bertepatan dengan periode pertama kepemimpinan SBY sebagai presiden. Hubungan keduanya berlanjut pada periode kedua pemerintahan SBY, ketika Djoko Suyanto dipercaya mengemban jabatan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di Kabinet Indonesia Bersatu II.
Pesan-pesan yang disampaikan SBY dalam acara itu bukan sekadar nostalgia masa lalu. Ia seolah mengingatkan kembali batas-batas etik kekuasaan, terutama di tengah dinamika politik yang kian keras dan penuh godaan untuk menabrak aturan demi menang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News