Ratusan Desa di Sumatera Dilaporkan Hilang Ditelan Arus, Berubah Jadi Sungai
Ratusan desa di Aceh, Sumut, dan Sumbar hilang akibat banjir besar. Banyak permukiman berubah menjadi alur sungai di tengah sulitnya akses dan komunikasi.-Foto: Antara-
JAKARTA, PostingNews.id — Bencana banjir besar yang menyapu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dalam beberapa hari terakhir meninggalkan dampak yang jauh lebih berat dari sekadar genangan. Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto mengungkapkan bahwa ratusan desa ikut terdampak dan sebagian bahkan hilang dari peta setelah berubah menjadi alur sungai akibat derasnya arus.
“Sebagian besar wilayah yang terkena dampak adalah desa. Ada beberapa desa yang hilang karena wilayah yang tadinya permukiman kini menjadi arus utama sungai” kata Yandri di Jakarta pada Kamis 4 Desember 2025. Ia menggambarkan kondisi di lapangan sebagai situasi yang masih kacau karena akses hancur dan komunikasi putus di banyak titik.
Dengan kondisi itu, pemerintah belum mampu melakukan pemetaan topografi desa-desa yang menghilang. Data sementara hanya menunjukkan ratusan lokasi terdampak, namun detailnya masih gelap. Jumlah desa yang benar-benar hilang maupun yang rusak berat belum bisa dipastikan.
“Jumlahnya memang ratusan yang tinggal klastering saja yang belum kita bisa lakukan berapa yang hilang, berapa yang betul-betul rusak berat, atau sedang” ujarnya.
BACA JUGA:Pemerintah Garuk-garuk Kepala, 43 Cagar Budaya Ternyata Ikut Jadi Korban Banjir Sumatera
Kemendes PDTT disebut terus melakukan pemantauan dan validasi data. Namun proses itu tersendat karena banyak wilayah terputus jaringan dan sulit diakses tim darurat. Situasi ini membuat alur informasi mengenai desa terdampak bergerak lebih lambat daripada naiknya air sungai di puncak hujan.
Sementara itu, jumlah korban terus bertambah. Hingga pembaruan terakhir, korban meninggal mencapai 836 orang dan 518 orang masih dinyatakan hilang. Tim penyelamat masih berupaya menembus daerah-daerah yang terisolasi untuk memastikan kondisi para warga.
Di tengah situasi itu, Yandri memastikan pemerintah pusat tengah merumuskan langkah pemulihan bersama kementerian dan lembaga lain, termasuk pemerintah provinsi dan kabupaten. Presiden Prabowo Subianto, katanya, telah menginstruksikan agar seluruh kekuatan kementerian dan lembaga dikerahkan untuk menangani fase darurat dan pemulihan.
“Kementerian Desa sampai sekarang terus menggalang donasi. Dalam waktu dekat kami akan turun langsung, terutama ke desa-desa yang paling terdampak atau yang hilang” kata Yandri.
BACA JUGA:Tak Terima Disuruh Taubat Nasuha soal Banjir Sumatera, Bahlil: Cak Imin Juga Harus Taubat
Ia menyampaikan belasungkawa kepada masyarakat desa yang menjadi korban bencana besar ini. “Kami berbelasungkawa. Ini ujian berat, tapi harus kita hadapi dengan sabar dan mencari solusi terbaik” ujarnya.
Kerusakan tidak hanya menimpa permukiman warga. Sejumlah fasilitas publik tingkat desa seperti kantor desa, posyandu, serta berbagai infrastruktur dasar juga dilaporkan rusak. Hal ini membuat layanan pemerintahan desa lumpuh dan kebutuhan dasar masyarakat terhambat.
“Nah, ini terus kita validasi dan mungkin ya fasilitas itu pasti banyak yang rusak, mungkin kantor desanya atau mungkin pelayanan posyandunya dan sebagainya, dan itu menyasar pelayanan mendasar tingkat desa” jelasnya.
Pemerintah menargetkan data final desa terdampak segera ditetapkan setelah komunikasi di lapangan membaik. Validasi data menjadi dasar untuk mempercepat pemulihan layanan publik dan pemerintahan desa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News