Baru Jatuh ke Dasar, Citra Polri Tiba-Tiba Lompat Tinggi ke 64,4 Persen di Oktober
Citra Polri melonjak drastis ke 64,4 persen pada Oktober 2025 setelah sebelumnya anjlok. Survei Litbang Kompas ungkap pola naik-turun sepanjang 2025.-Foto: Antara-
JAKARTA, PostingNews.id — Bergerak naik-turun bak grafik saham yang sedang diuji pasar, citra Polri sepanjang 2025 kembali jadi perbincangan setelah Litbang Kompas merilis survei terbarunya. Pada Oktober 2025, citra positif Polri melonjak cukup drastis, dari 42,5 persen pada September menjadi 64,4 persen. Lonjakan hampir 20 persen ini seolah menjadi napas baru setelah lembaga itu sempat berada dalam fase paling suram hanya sebulan sebelumnya.
Namun, kalau ditarik garis dari Januari sampai Oktober, perjalanan citra Polri terlihat berliku. Pada Januari 2025, citra positif Polri masih di angka 65,7 persen. Lalu turun tajam pada April menjadi 53,4 persen. Peneliti Litbang Kompas Yohanes Mega Hendarto menjelaskan bahwa penurunan itu tidak datang tiba-tiba. Ada sederet kasus kekerasan yang melibatkan aparat kepolisian, mulai dari tragedi pagar laut di Tangerang hingga kematian Gamma, siswa SMKN 4 Semarang yang diduga ditembak oknum polisi.
Citra Polri sempat sedikit pulih pada Juli menjadi 58 persen. Yohanes menilai, kenaikan kecil itu disumbang oleh perbaikan pola komunikasi publik dan sejumlah inisiatif digital yang mulai terlihat. Sayangnya, situasi kembali memburuk pada Agustus 2025, ketika beberapa insiden kekerasan kembali memicu kemarahan publik.
Salah satu yang paling menyedot perhatian adalah kematian pengemudi ojek online, Affan Kurniawan. Kritik publik pun memuncak, dan citra positif Polri akhirnya anjlok ke angka 44,5 persen pada September, titik terendah dalam dua tahun terakhir.
BACA JUGA:Kader Gerindra Ramai-Ramai Menolak Budi Arie, Dasco Masa Bodoh
Pergerakan kepuasan publik terhadap Polri ternyata mengikuti pola serupa. Pada Oktober 2025, tingkat kepuasan naik menjadi 65,1 persen dari posisi September yang hanya 42,5 persen. Pola fluktuasinya hampir identik dengan citra positif. Januari berada di 63,9 persen, turun curam pada April menjadi 45 persen, naik sedikit di Juli ke 46,3 persen, lalu kembali merosot pada September.
Menurut Litbang Kompas, pemulihan pada Oktober ini salah satunya terjadi karena publik mulai melihat adanya respons nyata dari institusi Polri terhadap krisis yang mereka hadapi. Publik menilai Polri mulai membuka diri, mendengarkan kritik, dan mengelola komunikasi secara lebih strategis setelah gelombang kemarahan pada Agustus.
Langkah pertama datang pada 17 September 2025, ketika Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk Tim Transformasi Reformasi Polri melalui Sprin Nomor 2749. Tim ini ditugaskan mengevaluasi seluruh aspek kinerja lembaga. Tidak lama setelah itu, pada 7 November 2025, Presiden Prabowo Subianto melantik sepuluh tokoh menjadi Komisi Percepatan Reformasi Polri, sebuah langkah yang dipandang publik sebagai sinyal serius bahwa pemerintah dan Polri sedang berusaha membenahi diri.
Komisi ini dipimpin oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, dengan anggota yang terdiri dari para menteri urusan hukum, mantan Kapolri, dan tokoh yang memiliki rekam jejak panjang dalam reformasi keamanan, termasuk Yusril Ihza Mahendra, Otto Hasibuan, Tito Karnavian, Supratman Andi Agtas, Mahfud MD, Ahmad Dofiri, serta tiga Kapolri lintas era yaitu Listyo Sigit Prabowo, Idham Aziz, dan Badrodin Haiti.
BACA JUGA:Polisi Dilarang Duduk di Jabatan Sipil, DPR: Lah, Mereka Kan Institusi Sipil
Yohanes menyebut kombinasi langkah-langkah reformasi dan komunikasi kebijakan yang lebih terbuka inilah yang mulai memulihkan kepercayaan masyarakat. Publik membaca upaya ini sebagai tanda bahwa Polri tidak menutup mata dan telinga terhadap kritik.
Survei Litbang Kompas ini dilakukan pada 9–16 Oktober 2025 terhadap 1.200 responden di 38 provinsi, dengan metode multistage random sampling dan margin of error sekitar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Hasilnya menunjukkan bahwa citra Polri memang bisa naik kembali, asalkan institusi benar-benar terbuka terhadap evaluasi dan perubahan.
Kalau Polri konsisten menjaga momentum reformasi ini, grafik citra mereka mungkin tidak perlu lagi berayun sekencang roller coaster tiap beberapa bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News