Rupiah Melemah Tipis, Pasar Tunggu Sinyal dari The Fed dan Kebijakan BI
Uang rupiah 1200--https://infobanknews.com/wp-content/uploads/2023/03/rupiah-02.jpg
POSTINGNEWS.ID – Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.
Sentimen ini mendorong penguatan dolar dan menekan sebagian besar mata uang Asia.
Pada penutupan perdagangan Rabu (29/10/2025), rupiah turun 9 poin atau 0,05 persen menjadi Rp16.617 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.608 per dolar AS.
BACA JUGA:PIK 2 Tegaskan Operasional Tetap Normal Usai Proyek Tropical Coastland Dicoret dari PSN
Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia tercatat di level Rp16.631 per dolar AS, juga melemah dibandingkan hari sebelumnya di Rp16.622 per dolar AS.
Peneliti Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), Taufan Dimas Hareva, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah tidak terlepas dari kuatnya data ekonomi Amerika Serikat.
“Hal ini menyusul sejumlah data ekonomi AS yang tetap solid, termasuk pertumbuhan PDB dan klaim pengangguran mingguan yang masih stabil,” ujarnya di Jakarta, Rabu (29/10/2025).
BACA JUGA:Prabowo Ngaku Suka Nonton Podcast Soal Dirinya: Kadang Bikin Dongkol, Kadang Jadi Bahan Renungan
Kondisi tersebut membuat imbal hasil (yield) obligasi AS melonjak, sehingga investor cenderung beralih ke aset safe haven.
Tekanan pun turut dirasakan mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah.
Dari dalam negeri, pelaku pasar kini menantikan langkah lanjutan Bank Indonesia setelah BI mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 6,25 persen pekan lalu.
BACA JUGA:Kemensos Gandeng TNI Didik Siswa Sekolah Rakyat, Gus Ipul: Biar Disiplin
Banyak pihak menilai keputusan tersebut bertujuan menjaga stabilitas nilai tukar dan inflasi.
Taufan menyebut, langkah intervensi Bank Indonesia di pasar valuta asing dan penerapan instrumen Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) masih mampu menahan gejolak rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News