Indef Sebut Kereta Cepat Whoosh Masih Rugi Besar, Capai Rp1,6 Triliun
Kereta Cepat Whoosh 1200-Dok. PT KCIC-Sekretariat Negara
POSTINGNEWS.ID – Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh kembali jadi sorotan setelah lembaga riset ekonomi Indef mengungkapkan bahwa kinerja keuangannya masih menanggung beban besar.
Direktur Program Indef, Eisha M Rachbini, menilai kerugian yang dicatat PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menunjukkan belum stabilnya operasional. “Pada 2025, kerugiannya tembus ke angka Rp1,6 triliun,” ujarnya dalam diskusi daring, Kamis (23/10/2025).
Menurut Eisha, kondisi ini berdampak langsung terhadap BUMN yang tergabung dalam konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), seperti KAI, WIKA, Jasa Marga, dan PTPN VIII.
BACA JUGA:Kasus Kepala Sekolah Tampar Murid di Banten, KPAI Beberkan Fakta Baru
“Sebesar 60 persen kerugian PSBI berasal dari KAI selaku pemegang saham mayoritas,” katanya. Hal ini menimbulkan risiko fiskal terhadap keuangan negara.
Selain itu, tingkat okupansi Kereta Whoosh juga belum optimal. “Masih ada gap 40 persen dari target penumpang yang belum tercapai,” lanjut Eisha.
Ia menjelaskan bahwa per 30 Juni 2025, PSBI mencatat total utang mencapai Rp4,195 triliun dengan kerugian harian sekitar Rp11,4 miliar.
BACA JUGA:Fadli Zon Tak Ragu Soeharto Penuhi Syarat Pahlawan, Tinggal Tunggu Persetujuan Prabowo
Eisha menyoroti sikap Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menolak penggunaan APBN untuk melunasi utang proyek tersebut. “Maka muncul arah ke restrukturisasi utang proyek,” jelasnya.
Menurutnya, solusi B to B harus dikedepankan agar proyek ini tidak menjadi beban fiskal berkelanjutan bagi negara.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News