MKD DPR Siap Periksa 5 Anggota Nonaktif yang Bikin Gaduh di Tengah Aksi Demo

MKD DPR Siap Periksa 5 Anggota Nonaktif yang Bikin Gaduh di Tengah Aksi Demo

MKD DPR siap periksa lima anggota dewan yang bikin gaduh saat demo, termasuk Sahroni, Uya Kuya, hingga Nafa Urbach.-Foto: IG @ahmadsahroni88-

JAKARTA, PostingNews.id – Drama politik Senayan belum juga mereda. Setelah lima anggota DPR RI dinonaktifkan oleh partainya masing-masing akibat aksi dan kontroversi saat gelombang demonstrasi rakyat mengguncang negeri, kini giliran Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang buka suara.

Institusi yang kerap dianggap “wasit etik” para wakil rakyat ini menyatakan siap memanggil dan memeriksa satu per satu para legislator tersebut—dengan nada tegas nan penuh tensi.

Adalah Ketua MKD DPR RI, Nazaruddin Dek Gam, yang mengumumkan langkah ini. Dalam pernyataannya, Jumat, 5 September 2025, ia menegaskan bahwa proses pemanggilan lima anggota nonaktif segera dimulai.

“Senin kita melakukan rapat internal untuk menentukan jadwal pemeriksaannya. MKD ini kan bukan partai, jadi harus kita sepakatin dulu kapan kita rapat. Beda sama partai-partai menonaktifkan cepat,” ucap Dek Gam kepada wartawan.

BACA JUGA:Sahroni Masih Menghilang Sejak Sebut Pengkritik DPR Tolol, NasDem Bilang Begini

Kelima nama yang masuk daftar pemanggilan MKD bukan tokoh sembarangan. Ada Ahmad Sahroni, Nafa Urbach, Eko Patrio, Uya Kuya, dan Adies Kadir—figur publik sekaligus politisi yang sempat menghiasi headline selama gelombang protes berlangsung.

Laporan terhadap mereka, kata Dek Gam, berasal dari Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia. Tak hanya laporan biasa, MKD memastikan prosesnya bakal menyeluruh. “Berhenti tidaknya kan tergantung hasil pemeriksaan. Wajib MKD untuk meriksa itu. Pelapornya Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia,” ujarnya.

Dek Gam juga membeberkan kelima anggota itu menghadapi beragam tuduhan, dari yang ringan hingga dianggap “fatal.” Ada yang dituduh joget-joget di ruang sidang paripurna, ada pula yang melontarkan ucapan kasar terhadap publik. Semua akan dikuliti. Bukti? Siap! CCTV hingga video viral bakal dibedah di forum etik.

“Yang dilapor 5, bisa nanti hasil pengembangannya ya bisa lebih. Kalau yang dilaporin tentang joget, kita akan buka CCTV nanti. Yang jogetnya siapa aja. Begitu loh. Tapi kalau yang ngelawan masyarakat, ada videonya, itu fatal,” ungkapnya gamblang.

BACA JUGA:Yusril: Prabowo Mau Reformasi Pemilu Biar DPR Isinya Tak Cuma Artis dan Sultan

Prosesnya pun tak sembarangan. MKD akan memanggil pelapor terlebih dahulu untuk dimintai keterangan, sebelum menyeret para anggota DPR ke kursi pertanggungjawaban etik. Semua dilakukan berlandaskan tata beracara internal MKD, bukan atas desakan opini publik semata.

“Surat pengaduan 1 September. Nah ini kan lagi diverifikasi tuh sama staff kita. Jadi kita, hari ini libur. Senin kita udah rapat internal dulu untuk menentukan tanggal pemanggilan pelapor dan terlapor,” ujarnya.

Dek Gam juga menjelaskan substansi laporan akan digali langsung dari mulut pelapor. “Yang pertama kita akan panggil si pengadu dulu nih. Pengadu apa sih yang kamu laporin Sahroni, ‘apa sih yang kamu laporin itu gitu loh’. Jadi nanti di situ kita ada bahan untuk kita dalami lagi. Kepada si peradunya,” katanya.

Kini publik tinggal menunggu apakah MKD benar-benar akan menggoreskan tinta keadilan etik atau sekadar menyapu debu di karpet merah parlemen. Yang jelas, “sidang etik” ini berpotensi menjadi panggung tandingan dari drama jalanan. Tapi kali ini, dengan spotlight yang diarahkan ke dalam gedung megah bercorak krem di Senayan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News