Luka di Kepala, Limpa Rusak, dan Igauan Minta Ampun, Misteri Kematian Mahasiswa Unnes

Iko Juliant Junior, mahasiswa FH Unnes, meninggal setelah kritis dan mengigau minta ampun. Sebelumnya, ia diantar Brimob ke RS dalam kondisi luka parah.-Foto: IG @fhunnes-
JAKARTA, PostingNews.id – Kematian Iko Juliant Junior (19), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes), mengandung banyak pertanyaan yang belum terjawab. Luka-luka serius di tubuhnya, igauan minta ampun di detik-detik terakhir, hingga penjelasan versi aparat yang penuh simpang siur, membuat kasus ini menyerupai puzzle berdarah yang menunggu untuk diurai.
Iko ditemukan dalam kondisi sekarat dan disebut diantar oleh anggota Brimob ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi, Semarang. Yang mengagetkan, menurut pengakuan pihak rumah sakit, Iko mengalami pendarahan hebat dan kerusakan pada limpa, sebuah kondisi yang umumnya muncul akibat benturan keras atau kekerasan fisik.
Yang lebih membuat bulu kuduk berdiri adalah pengakuan ibunda Iko usai operasi. Sang anak sempat mengigau dalam kondisi setengah sadar dan berkata tiga kali, “Ampun Pak, tolong Pak, jangan pukulin saya lagi.”
Kalimat lirih ini menjadi jejak terakhir Iko sebelum menghembuskan napas terakhir pada Minggu, pukul 15.30 WIB.
Kronologi Janggal
Menurut Naufal Sebastian, anggota Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Fakultas Hukum Unnes, penelusuran terhadap kasus ini sedang dilakukan karena penuh kejanggalan. Iko diketahui berpamitan kepada sang ibu pada Sabtu, 30 Agustus 2025, sore untuk ke kampus. Ia mengenakan pakaian dinas harian Dewan Perwakilan Mahasiswa, lengkap dengan jas almamater dan ransel biru.
Malam harinya, sekitar pukul 23.00 WIB, Iko kembali keluar rumah. Lewat WhatsApp, dia sempat memberi kabar kepada temannya bahwa ia hendak ke Markas Polda Jawa Tengah untuk menjemput rekan-rekannya yang ditahan polisi. Lalu keesokan paginya, ia ditemukan dalam kondisi kritis dan tak berdaya.
”Iko diantar ke Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi (Semarang). Kata satpam (diantar) oleh Brimob Polda Jawa Tengah. Kondisinya kritis,” ujar Naufal, kemarin.
Versi dari pihak kepolisian menyebut Iko mengalami kecelakaan motor di kawasan Dr Cipto bersama seorang temannya, Ilham. Namun narasi ini diragukan publik, apalagi setelah muncul foto jenazah Iko yang memperlihatkan luka robek di bibir dan memar di bagian kepala.
Ilham—teman Iko yang disebut ikut dalam kecelakaan—saat ini masih dirawat dan belum mampu memberikan kesaksian. Menurut Ady Putra Cesario, Ketua Pusat Bantuan Hukum IKA FH Unnes, Ilham mengalami trauma berat dan belum siap untuk dimintai keterangan.
”Kami akan mendesak kepolisian untuk mengusut kasus ini. Kami dari PBH IKA Unnes siap mengawal dan memberikan pendampingan hukum,” ujar Ady.
Sementara sepeda motor milik Iko saat ini masih berada di tangan penyidik Polda Jateng. Namun belum ada kejelasan apa yang sebenarnya terjadi antara pukul 23.00 WIB saat Iko terakhir keluar rumah hingga Minggu pagi ia tiba di RS dalam kondisi meregang nyawa.
"Seram Banget, Banyak Kekerasan…"
Di balik kisah tragis kematian Iko Juliant Junior, membentang catatan panjang operasi kepolisian yang berlangsung brutal di jantung Kota Semarang. Sabtu petang hingga Minggu dini hari, Jalan Pahlawan—tepat di depan Markas Polda Jawa Tengah—berubah menjadi zona hitam yang menegangkan. Polisi disebut memburu dan menangkap ratusan warga sipil, mayoritas anak muda yang hanya melintas di kawasan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News