Polisi Mulai Datangi Sekolah-Sekolah di Bogor, Larang Pelajar Ikut Demo

Polisi Mulai Datangi Sekolah-Sekolah di Bogor, Larang Pelajar Ikut Demo

Polres Bogor datangi sekolah-sekolah untuk memperingatkan pelajar agar tak ikut demo. Imbauan tegas soal risiko hukum dan masa depan.-Foto: Dok. istimewa-

JAKARTA, PostingNews.id – Gelombang peringatan makin keras. Polres Bogor resmi turun tangan mendatangi sejumlah sekolah di wilayah hukumnya. Targetnya adalah memberi imbauan keamanan dan ketertiban, sekaligus mengingatkan para pelajar agar menjauh dari aksi demonstrasi seperti yang tengah berjalan di depan gedung DPR RI. Situasi kian tegang, sebab sinyal pengawasan makin ketat.

“Hindari atau bahkan melakukan perbuatan yang dilanggar ... Atau saat ini di grup mungkin ajakan untuk demo misalkan, itu juga tidak membawa manfaat untuk adik-adik,” tegas Wakapolres Bogor Kompol Rizka Fadilah, kepada para siswa di Bogor, Kamis, 28 Agustus 2025.

Pesannya adalah jika ada ajakan demo dari senior, alumni, atau grup WhatsApp, jangan mudah terpengaruh. Rizka menegaskan pelajar harus pandai memilah kegiatan yang bermanfaat dan menjauhi yang berpotensi memicu masalah.

“Kalau mengajak ke yang tidak baik, yang banyak mudarotnya, ya harus dihindari, ditinggalkan. Terlihat hebat itu bukan dalam tawuran, tapi berlomba-lombalah dalam hal prestasi,” ujarnya.

Rizka juga menekankan pentingnya patuh pada arahan guru dan serius dalam mengejar cita-cita. Namun, peringatan yang paling tajam adalah soal risiko panjang jika sampai ikut aksi demo yang berujung kericuhan.

“Adik-adik harus punya kompetensi yang lebih baik. Bisa bermacam-macam, misalkan ahli dalam programming. Misalnya menguasai berbagai macam bahasa, dan masih banyak lainnya di luar ijazah. Akan sulit ketika nanti misal ke depan dalam mencari kerja ternyata punya catatan kepolisian,” bebernya.

Rizka menegaskan, bila aksi demo berakhir ricuh, konsekuensinya sangat serius: proses hukum panjang, SKCK bermasalah, dan masa depan bisa terganggu. Bahkan, bila pelajar sampai berurusan dengan polisi, dampaknya bukan hanya ke diri sendiri, tapi juga ke orang tua, guru, hingga RT/RW.

“Kalau misalkan nanti adik-adik bersinggungan dengan bapak-bapak polisi, yang susah itu bukan cuma adik-adik sekalian, orang tuanya ikut susah, gurunya, RT/RW-nya juga dipanggil menjemput,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News