Bupati Pati Sudewo Diperiksa KPK, Ada Bayang-Bayang Rp3 Miliar dan Tuntutan Pemakzulan

Bupati Pati Sudewo Diperiksa KPK, Ada Bayang-Bayang Rp3 Miliar dan Tuntutan Pemakzulan

Bupati Pati Sudewo diperiksa KPK soal skandal proyek kereta. Bayang-bayang suap Rp3 miliar dan tuntutan pemakzulan warga makin menguat.-Foto: IG @sudewoofficial-

JAKARTA, PostingNews.id – Setelah sempat ”menghilang” dan mangkir dari panggilan pertama, Bupati Pati Sudewo akhirnya muncul di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu, 27 Agustus 2025. Dalam pusaran skandal korupsi proyek perkeretaapian DJKA Kemenhub, Sudewo datang membawa lebih banyak tanda tanya ketimbang jawaban.

Ia tiba sekitar pukul 09.42 WIB, mengenakan batik cokelat dan masker biru muda, ditemani kuasa hukumnya yang menggenggam tas ransel hitam. Saat kerumunan wartawan mengepung, Sudewo hanya melontarkan kalimat singkat, “Memenuhi panggilan, memenuhi panggilan. Sebagai saksi.”

Dengan langkah cepat ia menembus sorot kamera, menolak membuka mulut soal kemungkinan status tersangka, uang Rp3 miliar yang dikembalikannya ke KPK, atau gelombang demonstrasi warga Pati yang terus memburu namanya.

Jejak Rp3 Miliar dan Skandal Rel Kereta

Pemeriksaan kali ini merupakan kelanjutan dari pemanggilan pertama pada Jumat, 22 Agustus 2025 yang sempat diabaikan Sudewo. Penyidik KPK mendalami dugaan keterlibatannya dalam skandal suap proyek jalur kereta Solo Balapan–Kadipiro–Kalioso di Ditjen Perkeretaapian Kemenhub.

Kecurigaan menyeret Sudewo ke pusaran kasus ini berawal dari masa lalunya sebagai anggota DPR. Ia diduga ikut menerima commitment fee dari proyek tersebut. Sudewo bahkan tercatat pernah mengembalikan Rp3 miliar ke KPK—tapi penyidik tegas, “Pengembalian kerugian negara tidak menggugurkan proses pidana.”

Publik kini menunggu hasil pemeriksaan yang bisa menentukan nasib hukum sekaligus masa depan kepemimpinan Sudewo di Pati.

Menghilang Setelah Dilempari Botol

Kehadiran Sudewo di KPK mengakhiri teka-teki publik soal keberadaannya. Pasalnya, lebih dari sepekan ia lenyap dari panggung publik sejak demonstrasi besar-besaran di Pati pada 13 Agustus 2025 yang berujung ricuh.

Dalam insiden itu, Sudewo disoraki massa, dilempari botol air mineral, dan digedor tuntutan mundur. Usai kejadian, ia mangkir dari berbagai agenda krusial, mulai dari sidang paripurna DPRD, renungan suci, hingga upacara HUT Ke-80 RI. Kepada Gubernur Jawa Tengah, Sudewo beralasan sakit.

Sementara aksi jalanan memanas, tekanan dari warga Pati kian tak terbendung. Sejumlah perwakilan masyarakat yang menamakan diri Aliansi Warga Pati Menggugat melayangkan surat resmi ke pimpinan KPK.

Dalam surat itu, mereka menyuarakan mosi tidak percaya dan mendesak agar KPK menelusuri jejak Sudewo lebih dalam dan tidak ragu menetapkannya sebagai tersangka jika bukti sudah cukup.

Saat ditanya wartawan soal surat ini, Sudewo kembali memilih jawaban pendek dan nyaris menghindar, "Semoga baik-baik saja.”

Kini, posisi Sudewo seperti berjalan di atas kawat tipis. Di satu sisi, penyidik KPK tengah mengupas aliran uang panas dari proyek jalur kereta. Di sisi lain, ribuan warga Pati menuntut pemakzulan hingga membawa 10.000 surat mendesak KPK menyeret Sudewo ke kursi terdakwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News