Bilang Tak Ada Kekerasan Seksual 1998, Generasi Muda Khonghucu: Fadli Zon Harusnya Malu

Bilang Tak Ada Kekerasan Seksual 1998, Generasi Muda Khonghucu: Fadli Zon Harusnya Malu

Dalam penulisan ulang sejarah oleh Kementerian Kebudayaan, Fadli Zon tak mengakui adanya pemerkosaan massal 98-Kementerian Kebudayaan-Kementerian Kebudayaan

POSTINGNEWS.ID - Generasi Muda Khonghucu Indonesia (GEMAKU) mengecam dan menolak keras pernyataan Fadli Zon yang menyebut ‘kekerasan seksual 1998’ adalah rumor belaka.

Pernyataan Fadli begitu sesat fikir, karena semua bukti-bukti mengenai kekerasan seksual 1998 sudah jelas terang benderang nyata adanya, terbukti dengan hasil kerja Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang telah melakukan pendokumentasian dan penyelidikan atas peristiwa Mei 1998 melalui Laporan Akhir tanggal 23 Oktober 1998.

BACA JUGA:Danau Toba Butuh Promosi Wisata yang Lebih Agresif

Demikian dikemukakan Js Kristan, Ketua Presidium GEMAKU, dalam keterangan resminya di Jakarta.

“Laporan akhir TGPF mencatat adanya tindak kekerasan seksual yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya, Medan dan Surabaya. Lengkap dan jelas dalam dokumen tersebut secara detail apa yang terjadi mengenai kekerasan seksual 1998,” jelas Kristan.

Menurut Kristan, pernyataan Fadli Zon begitu memilukan, belum muncul kesimpulan akhir yang adil dan jelas mengenai kenyataan tersebut, tapi Fadli justru membuat pernyataan yang kembali membuka luka lama para korban.

Kristan lebih jauh mengatakan bahwa meluruskan sejarah sebuah negara bukanlah dengan menganggap semuanya baik.

“Semua kenyataan baik manis dan pahit justru dibuka selebar-lebarnya agar kita belajar untuk menjadi bangsa yang lebih baik dari sejarah tersebut, bukan menutupi bahkan mengaburkan kenyataan yang ada,” tandasnya.

Bagi Kristan, ironis sekali jika pernyataan seorang Menteri Kebudayaan justru sama sekali tidak berbudaya.

“Apakah Fadli tidak punya hati dengan tega menyampaikan imajinasi sesat yang sangat tak layak dan justru kembali menggores hati luka lama para korban dan keluarga. Padahal belum ada kesimpulan yang adil untuk korban dan keluarga sampai saat ini,” ucapnya.

Fadli, lanjut Kristan, seharusnya hadir untuk membuka sejarah secara nyata sesuai dengan fakta yang ada, apa yang baik katakan baik, apa yang buruk katakan buruk, dari situlah bangsa ini justru bisa belajar.

Jika Fadli masih punya hati, tambah Kristan, seharusnya dia segera mencabut pernyataan tersebut dan segera meminta maaf atas hal itu.

“Jika Fadli tidak punya hati, kami berharap orang-orang di sekitarnya punya hati untuk memberi sedikit pemahaman kepada Fadli akan sesat pikir mengenai apa yang dia sampaikan,” imbuhnya.

Kata Kristan, jika Fadli Zon masih mempunyai pikiran, seharusnya dia malu dan segera mundur dari jabatannya karena sudah membuat gaduh dan kembali membuka luka lama para korban dan keluarga atas pernyataannya yang sesat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News