Pilu Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon: 21 Tewas, 4 Masih Hilang, Harapan Keluarga Menipis

Pilu Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon: 21 Tewas, 4 Masih Hilang, Harapan Keluarga Menipis

Tragedi longsor yang terjadi di tambang galian C Gunung Kuda, Cirebon, menyisakan duka mendalam bagi banyak keluarga.--BNPB

POSTINGNEWS.ID – Tragedi longsor yang terjadi di tambang galian C Gunung Kuda, Cirebon, menyisakan duka mendalam bagi banyak keluarga.

Hingga Senin 2 Juni 2025 petang, sudah 21 korban jiwa berhasil ditemukan, sementara empat orang lainnya masih dinyatakan hilang dan terus dicari oleh tim SAR.

Operasi pencarian terpaksa dihentikan sore hari karena kondisi tebing yang masih bergerak tidak stabil, menimbulkan risiko tinggi bagi para petugas.

Meski begitu, harapan keluarga korban yang hilang masih tetap menyala meskipun waktu semakin menipis.

BACA JUGA:Indonesia Punya Jumlah Hari Libur Terbanyak se-ASEAN, Ekonom Soroti Soal Produktivitas

“Kami terus berdoa dan berharap mereka bisa ditemukan dengan selamat,” ujar salah satu keluarga korban yang enggan disebutkan namanya. Kepedihan dan kecemasan menjadi perasaan yang melekat bagi keluarga yang menunggu kabar baik di tengah situasi yang penuh ketidakpastian ini.

Gunung Kuda sendiri merupakan wilayah perbukitan pasir dan batuan dengan kemiringan lereng yang sangat curam, di atas 45 derajat.

Kawasan ini sebenarnya sudah dikenal sebagai daerah rawan longsor, terlebih lagi dengan aktivitas pertambangan yang semakin memperburuk kondisi tanah dan meningkatkan risiko bencana.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah mengimbau warga dan tim SAR untuk tetap waspada, terutama mengingat potensi longsor susulan yang masih mengancam.

Warga di sekitar lereng dan pinggir sungai diimbau untuk selalu memantau kondisi tanah dan debit air, serta melakukan evakuasi mandiri bila terjadi hujan deras berkepanjangan.

BACA JUGA:Kenali 3 Jenis Puasa Dzulhijjah dan Keutamaannya

Sementara itu, pihak berwenang dan tim SAR terus berupaya maksimal untuk menemukan keempat korban yang hilang.

Keselamatan tim juga menjadi prioritas utama mengingat medan yang berbahaya dan potensi longsor susulan.

Tragedi ini sekaligus menjadi peringatan bagi pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya pengelolaan pertambangan yang lebih aman dan penanganan kawasan rawan bencana dengan serius agar insiden serupa tidak terulang kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News