India dan Pakistan Adu Mekanik, Semoga Gak Ada yang Iseng Mencet Tombol Senjata Nuklir

Tentara India dan Pakistan berhadap-hadapan di garis depan, didukung rudal Agni-V dan Nasr, memvisualkan ketegangan konflik nuklir Asia Selatan.--Gambar dibuat oleh AI dan dikurasi Postingnews.id.
POSTINGNEWS.ID - Drama panas antara India dan Pakistan akhirnya pecah jadi konflik terbuka. Dua negara yang sama-sama punya kekuatan nuklir itu kini saling berbalas serangan hingga memantik ketegangan baru di Asia Selatan.
Hari ini, Angkatan Darat India mengeluarkan pernyataan publik pertamanya soal operasi balasan atas serangan di Pahalgam, Kashmir, beberapa hari sebelumnya.
"Keadilan ditegakkan. Jai Hind!" tulis mereka lantang di X.
Postingan itu dikunci dengan dua kata kunci: kebanggaan dan balas dendam.
Operasi militer ini dinamai Operasi Sindoor. Menurut Kementerian Pertahanan India, serangan dilancarkan pada Rabu dini hari waktu setempat, dengan target fasilitas yang disebut sebagai “markas” teroris yang selama ini merancang serangan terhadap India.
"Serangan ini terfokus, terukur dan tidak ditujukan untuk meningkatkan eskalasi. Tidak ada fasilitas militer Pakistan yang jadi sasaran. India memilih target secara selektif dengan pengendalian diri penuh," jelas mereka.
BACA JUGA:Rudal Nuklir Rusia Siap Tempur, Senjata Super Rahasia!
Sementara itu, Pakistan yang jelas tak tinggal diam, mengklaim sudah membalas dengan menembak jatuh jet tempur India. Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry, Juru Bicara Militer Pakistan, menyebutkan bahwa ada dua jet India yang tumbang dalam pertempuran di wilayah Bhatinda dan Akhnoor.
"Pertempuran udara masih berlangsung. Ada kerusakan di kedua sisi, tapi yang sudah pasti, dua jet India berhasil kami lumpuhkan," katanya.
CNN International melaporkan, ada lima lokasi yang dihantam India di wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan, yakni Kotli, Ahmadpur Timur, Muzaffarabad, Bagh dan Muridke. Situasi panas ini tentu bikin deg-degan seluruh kawasan.
Ancaman Nuklir: Siapa Lebih Siap?
Ketegangan di perbatasan India-Pakistan selalu diwarnai isu nuklir. Menurut Arms Control Center, India kini memegang sekitar 164 hulu ledak nuklir, sementara Pakistan sedikit lebih banyak, sekitar 170 hulu ledak. Dua negara ini sudah menjadi kekuatan nuklir sejak lama. India sejak 1974, Pakistan menyusul pada 1998.
India menerapkan kebijakan No First Use alias tidak akan menggunakan senjata nuklir lebih dulu. Tapi sejak 2019, India mulai menggoyang komitmen itu dan kini membuka opsi untuk meninjau ulang komitmen itu.
Pakistan, sebaliknya, tak pernah janji soal hal itu. Mereka lebih terbuka untuk menggunakan senjata nuklir taktis sebagai penyeimbang atas keunggulan konvensional militer India.
BACA JUGA:Jepang Mau Buang Limbah Nuklir ke Laut, Tiongkok: 'Egois!'
Yang bikin merinding, Arms Control Center memperingatkan bahwa pertukaran nuklir berskala kecil antara kedua negara bisa memicu kematian 20 juta orang hanya dalam sepekan. Lebih ngeri lagi, jika sampai memicu musim dingin nuklir, hampir 2 miliar penduduk di negara berkembang terancam kelaparan massal.
India diketahui punya arsenal nuklir yang disiapkan di darat, laut dan udara. Sedangkan Pakistan menyimpan hulu ledak secara terpisah dari rudalnya, yang baru akan dirakit jika situasi mengharuskan.
Proyeksi intelijen bahkan menyebutkan bahwa Pakistan bakal punya 220 hingga 250 hulu ledak pada 2025, jauh melampaui prediksi awal.
Perang India vs Pakistan kali ini kembali menempatkan Asia Selatan di bibir jurang. Dengan kekuatan militer yang saling jegal dan ancaman nuklir yang selalu mengintai, konflik ini tak cuma urusan dua negara, tapi juga soal stabilitas kawasan yang rentan bergolak kapan saja.
Para pengamat sepakat, selama tensi belum turun, dunia bakal terus waspada terhadap kemungkinan terburuk. Perang 2025 ini jadi pengingat bahwa di balik jargon "perdamaian", dunia masih menyimpan bara api yang sewaktu-waktu bisa menyala hebat.
Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-