Yusril Ihza Mahendra Berencana Izinkan Pembebasan Bersyarat dan Grasi untuk Napi Teroris Abu Rusydan, PNIB Respons Begini
Yusril Ihza Mahendra Berencana Izinkan Pembebasan Bersyarat dan Grasi Kepada Napi Teroris Abu Rusydan, PNIB Respons Begini---Istimewa
JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Pernyataan Menko Yusril Ihza Mahendra yang berencana memberikan pengampunan kepada Napi teroris menuai kritik pedas dari berbagai pihak.
Keputusan untuk memberlakukan pembebasan bersyarat bagi narapidana teroris demi pertimbangan kemanusiaan dianggap sebagai langkah yang berpotensi membahayakan keselamatan bangsa, mengingat masih sering terjadi penangkapan terduga pelaku terorisme di berbagai daerah.
"Pernyataan Yusril mengenai pengampunan bagi narapidana teroris Abu Rusydan dan rencana pemulangan Hambali dari Guantanamo sangat menyakiti hati keluarga korban terorisme," kata Ketua Umum Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB), Gus Wal.
"Mereka yang kehilangan anggota keluarga akibat serangan bom bunuh diri oleh para teroris berhak untuk menuntut hukuman seberat mungkin bagi pelaku. Alasan kemanusiaan apa yang bisa diberikan untuk mengampuni mereka yang telah melakukan aksi teror tanpa belas kasihan?" sanmbungnya.
BACA JUGA:Yuk Ambil Promo Carnaval Ice Cream, Aktif Sampai 30 Januari 2025!
Gus Wal juga mengingatkan bahwa masih banyak pelaku terorisme yang belum tertangkap dan masih aktif beroperasi di tengah masyarakat. Penangkapan beberapa terduga teroris di Bekasi, Megamendung, dan Majalaya baru-baru ini menunjukkan bahwa ancaman terorisme masih nyata.
"Pembebasan dan pengampunan bagi narapidana teroris dapat memotivasi pengikut mereka. Dengan pemimpin mereka dibebaskan, mereka dapat kembali melakukan aksi terorisme yang tidak terduga. Kita harus memperkuat usaha pemberantasan terorisme hingga ke akarnya. Keselamatan bangsa akan terancam dengan kebijakan pembebasan tersebut. Lebih baik mereka dikirim ke Suriah atau Afghanistan daripada dibiarkan masuk kembali ke Indonesia," tambah Gus Wal.
PNIB telah gencar memperjuangkan gerakan anti intoleransi untuk melawan pelaku terorisme dan kelompok radikal.
Gus Wal selalu mengingatkan akan bahaya latent dari kelompok yang mengusung paham asing yang dapat mengancam persatuan bangsa.
BACA JUGA:Promo KPR Bank BRI Edisi Imlek 2025: Bunga Rendah dan DP 0 Persen!
"Kita tidak boleh lengah dalam menangani para pelaku terorisme atau memberikan toleransi kepada mereka. Negara harus melindungi warganya dari ancaman kelompok Wahabi dan Khilafah yang dapat membentuk individu menjadi teroris. Densus 88 telah berjuang keras mendeteksi dan menangkap teroris, namun langkah Menko Yusril untuk memberikan pengampunan justru membuat kita prihatin. Kita harus waspada terhadap cara licik pelaku terorisme saat tertangkap, namun kejam dalam melakukan aksinya," tegas Gus Wal.
PNIB menolak keras pemberian grasi ataupun amnesti kepada pelaku terorisme, serta menolak pemulangan Hambali dari Guantanamo serta eks ISIS yang telah berkhianat kepada NKRI.
"PNIB dengan tegas menolak pengampunan bagi pelaku terorisme dengan alasan apapun. Hukum harus ditegakkan demi menjaga keamanan masyarakat dan bangsa," pungkas Gus Wal.
Dengan begitu, perlunya kewaspadaan dan ketegasan dalam menangani isu terorisme demi menjaga keamanan dan kedamaian bangsa Indonesia.
Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-