Jangan Keseringan Shift Malam, Rawan Kena Diabetes dan Obesitas!

Jangan Keseringan Shift Malam, Rawan Kena Diabetes dan Obesitas!

Sering bekerja shift malam-freepik-Freepik

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Baru-baru ini, sebuah penelitian menyoroti dampak negatif dari bekerja dalam shift malam yang berkelanjutan. 

Hasil studi terbaru dari Washington State University dan Pacific Northwest National Laboratory menunjukkan bahwa menjalani shift malam selama tiga hari berturut-turut dapat mengacaukan ritme protein dalam tubuh yang pada gilirannya meningkatkan risiko terkena diabetes

Temuan yang dilaporkan oleh Medical Daily, dikutip pada Sabtu, 11 Mei 2024, menyoroti kerentanan pekerja shift malam terhadap gangguan metabolisme, termasuk obesitas dan diabetes. 

BACA JUGA:3 Cara Alami Menaikkan Tinggi Badan, Jangan Kebanyakan Begadang!

Penelitian ini menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap kesehatan pekerja yang terlibat dalam jadwal kerja yang melibatkan shift malam secara teratur, serta penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme yang mendasari dampak negatif ini dan mengembangkan strategi perlindungan yang lebih efektif.


Fokus saat bekerja-master1305-Freepik

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Proteome Research, hasilnya menggambarkan dampak signifikan yang terjadi hanya dalam beberapa hari pelaksanaan jadwal shift malam. 

Ditemukan bahwa jadwal tersebut mampu mengganggu ritme protein yang mengatur regulasi glukosa darah, metabolisme energi, dan respons peradangan. 

Ketiga proses ini merupakan elemen kunci dalam mengatur keseimbangan metabolisme tubuh dan memainkan peran penting dalam mengontrol perkembangan kondisi kronis seperti diabetes.

BACA JUGA:Jadi Cowok Jangan Bau! Ini 3 Rekomendasi Parfum yang Segar Tahan Lama

Para peneliti yang melakukan penelitian ini, merekrut sekelompok sukarelawan untuk menjalani simulasi jadwal shift malam atau siang selama periode tiga hari. 

Hasilnya menunjukkan bahwa bahkan dalam waktu singkat tersebut, tubuh mengalami gangguan yang signifikan dalam pengaturan ritme protein yang kemudian berpotensi memicu gangguan metabolisme yang berdampak jangka panjang.

Setelah menjalani jadwal shift malam atau siang selama tiga hari, para peserta studi kemudian diminta untuk tetap terjaga selama 24 jam setelah giliran kerja terakhir mereka. 

Selama periode ini mereka ditempatkan dalam lingkungan yang telah diatur dengan cermat, termasuk pencahayaan, suhu, postur, dan asupan makanan yang dipelihara secara konsisten. 

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: