Nadiem Makarim Sebut Pengajaran Tatap Muka Terbatas Harus Segera Dilaksanakan, Beberapa Hal ini Jadi Pertimbangan!

Nadiem Makarim Sebut Pengajaran Tatap Muka Terbatas Harus Segera Dilaksanakan, Beberapa Hal ini Jadi Pertimbangan!


Nadiem Makarim meminta agar pengajaran tatap muka terbatas segera dilakukan||Mendikbutristek RI

TrendingNews.Id -  Khawatir dunia pendidikan di Indonesia mempengaruhi kualitas generasi muda jadi kurang maksimal, Mendikbudristek: Nadiem Makarim beri pernyataan tegas.

Menurut Nadiem, sudah seharusnyalah pembelajaran dilakukan secara tatap muka terbatas atau PTM (Pembelajaran Tatap Muka) terbatas dilakukan.

"Sekadar mengingatkan bahwa sejak bulan Januari semua sekolah dan daerah itu sudah diperkenankan kalau mereka siap laksanakan tatap muka terbatas. Bahkan sebelum vaksinasi pun sudah diperbolehkan," ujarnya.

Apalagi menurutnya toh saat ini tempat-tempat publik atau lokasi hiburan juga sudah dibuka dengan penerapan protokol kesehatan ketat.

(BACA JUGA:Tanggapi Niat AHY Ikut Tarung di Pilpres 2024, M. Qodari Bilang Sulit Buat Dapat Dukungan, Elektabilitasnya Rendah?)
 
"Kenyataannya adalah mal, bioskop, dan semua tempat kerja sudah dibuka untuk tatap muka. Jadinya, sudah saatnya sekolah-sekolah kita melakukan tatap muka terbatas," kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, pada Senin 31 Mei 2021.

Meski begitu, menurut Nadiem, soal sekolah tatap muka ini tentu dikembalikan ke sikap dan keputusan para orang tua murid.

Artinya, ia kembali menekankan bahwa pembelajaran tatap muka terbatas membutuhkan perizinan dari orang tua siswa.

Intinya, masih kata Nadiem, para orang tua akan diberi kebebasan untuk menentukan apakah anaknya akan mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas atau dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

(BACA JUGA:Heboh Soal Infeksi Jamur Hitam Menyerang Pasien Covid-19 Sudah Masuk Indonesia, Menkes Budi Gunadi Sadikin Paparkan Faktanya! )
 
"Hak orangtua yang belum yakin atau belum merasa anaknya bisa jaga protokol atau punya kecemasan lain. Jadi itu bebas orangtua bisa memilih apakah anaknya mau tatap muka, terbatas atau jarak jauh," papar pria berkacamata ini.

Terkait soal vaksinasi guru dan pengajar, sebenarnya sudah cukup menunjukkan langkah yang cuku baik.

Menurutnya, saat ini sudah 28 persen pendidik di Indonesia yang sudah divaksinasi Covid-19.

Angka tersebut, tentu dinilai luar biasa mengingat pasokan vaksin dunia yang sedang terkendala.

(BACA JUGA:Jawaban Penasaran Publik, Erick Thohir Beri Penjelasan Kenapa Pilih Abdee Slank Jadi Komisaris, Cek Reputasi dan Prestasinya di Sini! )

"Menurut saya, itu ngka yang cukup luar biasa. Bahwa walaupun dengan situasi dunia dengan masalah pasokan vaksin yang sering terhambat.

Intinya, dengan faktor-faktor di luar kontrol kita, kita masih berhasil vaksinasi 28 persen dari 5,6 juta pendidik dan tenaga pendidik di Indonesia dalam waktu lumayan singkat," tutup Nadiem.

+++++

Satgas Covid-19

Tak bisa dipungkiri, serangan pandemi Covid-19 di Tanah Air memang 'mengacak-acak'  berbagai sektor, termasuk di dunia pendidikan.

Kegiatan belajar-mengajar di sekolah-sekolah dan instansi pendidikan kan pun ikut berantakan.

(BACA JUGA:Cholil Nafis Apresiasi Wacana Gus Yaqut Terapkan Disertifikasi Penceramah: Bagus, Kan Cuma Ikut Penataran Wawasan Kebangsaan!)

Alhasil, sekolah-sekolah harus ditutup, sehingga tidak dapat dilakukan secara tatap muka, sebagai gantinya dilaksanakan via online sudah sekitar 1 tahun.

Nah, hal itulah yang membuat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim agak khawatir.

Paling utama, metode belajar secara daring tersebut akan mempengaruhi SDM (sumber daya manusia) ke depannya tidak sebaik jika pendidikan dilakukan secara tatap muka.

Menyikapi hal tersebut, Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito menyampaikan ada beberapa tahapan yang harus dilalui pemerintah saat akan menggelar sekolah tatap muka kembali.

(BACA JUGA:Febri Diansyah Bocorkan Salah Satu Pertanyaan Tes Wawasan Kebangsaan: Pilih Pancasila atau Al Quran, Namun Pewawancara Mendesak!)

"Saya mungkin mau menjelaskannya bukan dari konteks hanya vaksinasi. Membuka suatu aktivitas kegiatan sosial, ekonomi, salah satunya pendidikan, itu ada tahapan-tahapan yang dilalui," pesan Wiku. *

Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News

Share
Berita Lainnya