Asal Usul Kata 'Hidung Belang' yang Meninggalkan Jejak dalam Budaya Indonesia

Asal Usul Kata 'Hidung Belang' yang Meninggalkan Jejak dalam Budaya Indonesia

Ilustrasi Pieter yang gagah dan Sara yang cantik terlibat dalam percintaan terlarang yang penuh rahasia. --

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Pada masa lalu, muncul istilah "hidung belang" yang mengacu pada hubungan asmara yang tidak terpuji antara seorang tentara bernama Pieter Cortenhoeff dan Sara Specx di Batavia. 

 

Pieter yang gagah dan Sara yang cantik terlibat dalam percintaan terlarang yang penuh rahasia. 

 

Namun, rahasia ini terbongkar dan mengakibatkan skandal besar di lingkungan istana.

 

Pieter, seorang tentara di Kastel Batavia, menjadi pusat perhatian karena penampilannya yang ganteng. 

 

BACA JUGA:3 Anggota Kepolisian Republik Indonesia Terlibat Teroris, Ada Dugaan Kepemilikan Senjata DE

 

Para perempuan istana tidak dapat menghindari pandangannya yang menarik. 

 

Salah satunya adalah Sara Specx, putri pejabat Belanda yang memiliki keturunan campuran Belanda dan Jepang. 

 

Kehidupan Sara tidak mudah, karena dia merupakan hasil perkawinan tak sah dan dititipkan kepada Gubernur Jenderal J.P Coen.

 

Seiring berjalannya waktu, Pieter dan Sara semakin terpikat satu sama lain. 

 

BACA JUGA:Viral di Media Sosial, Aksi Iseng Menteri PUPR Pak Basuki di Acara Kemerdekaan RI

 

Namun, ada larangan yang melarang hubungan asmara di antara mereka, terutama karena status sosial mereka yang berbeda. 

 

Meskipun demikian, mereka terus menjalani hubungan rahasia dengan bantuan penjaga benteng yang diperalat oleh Pieter.

 

Percintaan rahasia ini berlangsung hingga suatu malam saat mereka tertangkap basah oleh seseorang. 

 

Berita ini menyebar dan menciptakan skandal besar. 

 

Gubernur Jenderal J.P Coen, yang merupakan pemimpin di Batavia, merasa marah dan menolak untuk memberikan pengampunan. 

 

Ia memutuskan untuk menjatuhkan hukuman berat kepada Pieter dan Sara.

 

BACA JUGA:Terbongkar Biang Kerok dari Polusi Udara di DKI Jakarta, Ternyata...

 

Akhirnya, keduanya dieksekusi di halaman Balai Kota. 

 

Pieter dipenggal, dan sebagai tanda perbuatan tercela yang telah mereka lakukan, hidung Pieter dicoreti dengan arang. 

 

Masyarakat yang menyaksikan eksekusi ini mengucapkan kata-kata "Hidung belang!" sebagai ungkapan atas perbuatan buruk yang telah dilakukan oleh keduanya.

 

Dari sinilah istilah "hidung belang" menjadi terkenal dalam budaya Indonesia. 

BACA JUGA:Rahasia Terungkap! 7 Tips Ampuh Mengalahkan Prokrastinasi

 

Meskipun artinya telah berubah dari asalnya yang merujuk pada tindakan konkret, istilah ini kini lebih mengacu pada perilaku tidak terpuji dalam hubungan asmara atau tindakan asusila. 

 

Pengertian konotatif "hidung belang" tetap melekat dalam bahasa dan budaya kita, mengingatkan kita akan pentingnya menjaga etika dan moral dalam hubungan antarpribadi.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: