Kerusuhan di Prancis Makin Kacau, Presiden Macron: ini Tidak Dapat Dibenarkan

Kerusuhan di Prancis Makin Kacau, Presiden Macron: ini Tidak Dapat Dibenarkan

Polisi Prancis mengenakan tameng untuk menghalau serangan demonstran.--Max Pixel

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Pada Kamis (29/6), Presiden Emmanuel Macron mengadakan pertemuan darurat dengan para menteri senior menyusul meluasnya kerusuhan di seluruh Prancis.
 
Kerusuhan tersebut pecah setelah terjadi penembakan fatal oleh seorang polisi terhadap seorang remaja keturunan Afrika Utara selama pemberhentian lalu lintas.
 
Menyikapi situasi ini, polisi melakukan 150 penangkapan di seluruh negara pada malam kedua kerusuhan.
 
Kemarahan publik meluap ke jalan-jalan, terutama di pinggiran kota-kota besar Prancis yang beragam etnis.
 
Kerusuhan tersebut terutama terpusat di Nanterre, sebuah kota kelas pekerja di pinggiran barat Paris, tempat penembakan terhadap seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun bernama Nahel terjadi.
 
 
Presiden Macron, dalam pembukaan pertemuan darurat, mengutuk tindakan kekerasan terhadap kantor polisi, sekolah, dan balai kota serta menganggap tindakan ini tidak dapat dibenarkan.
 
"Ini sepenuhnya tidak dapat dibenarkan," tegas Macron.
 
Penembakan yang mengakibatkan kematian ini telah memunculkan keluhan lama mengenai kekerasan polisi di wilayah pinggiran kota dengan pendapatan rendah yang dihuni oleh masyarakat dengan latar belakang etnis yang beragam di sekitar kota-kota besar Prancis.
 
Sebuah video yang diunggah di media sosial dan diverifikasi oleh Reuters menampilkan dua petugas polisi di dekat sebuah mobil, Mercedes AMG, di mana salah satu petugas menembak pengemudi remaja tersebut dari jarak dekat saat remaja tersebut mencoba melarikan diri.
 
Remaja tersebut meninggal beberapa saat kemudian akibat luka-lukanya, seperti yang diungkapkan oleh jaksa setempat.
 
 
Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa 2.000 polisi telah dikerahkan di wilayah Paris.
 
Pada tengah malam, di Avenue Pablo Picasso, Nanterre, terjadi insiden pembakaran dan penyerangan terhadap polisi dengan adanya mobil terbalik yang terbakar dan kembang api yang dilemparkan ke arah barisan polisi.
 
Selain itu, polisi Prancis juga terlibat bentrokan dengan para pengunjuk rasa di Lille di utara dan di Toulouse di barat daya, serta terjadi kerusuhan di Amiens, Dijon, dan beberapa distrik lainnya di wilayah Paris, seperti yang dilaporkan oleh otoritas setempat.
 
Seorang petugas polisi sedang menjalani penyelidikan atas tuduhan pembunuhan yang disengaja karena menembak pemuda tersebut.
 
Jaksa menyatakan bahwa pemuda tersebut tidak mematuhi perintah untuk menghentikan kendaraannya.
 
Beberapa kelompok hak asasi manusia menuduh adanya rasisme sistemik di lembaga penegak hukum di Prancis, meskipun sebelumnya Macron telah membantah tuduhan tersebut.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: