Kemenhub: Macet Sebabkan Kerugian 65 Triliun dan Bikin Orang Sakit

Kemenhub: Macet Sebabkan Kerugian 65 Triliun dan Bikin Orang Sakit

Ilustrasi Kemacetan--

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Kemacetan yang terjadi di Ibu Kota, seperti Jakarta, dan beberapa daerah lainnya seperti Semarang, Surabaya, Bandung, Medan, dan Makassar, telah menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan.
 
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan bahwa kerugian akibat kemacetan tersebut diperkirakan mencapai Rp65 triliun per tahun di Jakarta.
 
Sementara itu, di daerah lain angka kerugiannya sekitar Rp12 triliun per tahun.
 
Kasubdit Pendanaan dan Pengawasan Angkutan di Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kemenhub, Ghoefron Koerniawan, menjelaskan bahwa kemacetan membuang banyak sumber daya yang berdampak sia-sia.
 
Salah satu contohnya adalah pemborosan bahan bakar, di mana banyak bahan bakar terbuang tanpa menghasilkan perpindahan atau perjalanan yang efektif.
 
 
"Membuang bahan bakar, tapi dia tidak menghasilkan perjalanan, artinya terganggu di situ," jelas Ghoefron, Rabu (28/6.
 
Selain itu, kemacetan juga memberikan kontribusi terhadap polusi udara dan masalah kesehatan.
 
Bahan bakar yang terbakar menghasilkan emisi yang merugikan lingkungan dan dapat menyebabkan dampak negatif pada kesehatan masyarakat.
 
"Banyak emisi keluar di mana-mana kemudian menyebabkan orang sakit," ujarnya.
 
Selain kerugian ekonomi yang signifikan, kemacetan juga berdampak pada kendaraan itu sendiri.
 
 
Waktu yang dihabiskan dalam kemacetan dapat menyebabkan kerusakan lebih cepat pada kendaraan, yang kemudian memerlukan biaya perawatan tambahan bagi pemilik kendaraan.
 
Untuk mengatasi masalah kemacetan dan dampak negatifnya, Kemenhub fokus pada pengembangan transportasi umum publik massal yang lebih baik.
 
Tujuannya adalah mengurangi kemacetan, mengurangi emisi karbon dari kendaraan, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan.
 
Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengurangi kerugian ekonomi, mengurangi polusi udara, dan meningkatkan kualitas hidup penduduk perkotaan.
 
Dengan adanya transportasi umum yang lebih baik, diharapkan masyarakat akan lebih memilih menggunakan transportasi publik daripada kendaraan pribadi.
 
 
Dengan begitu, jumlah kendaraan di jalan bisa berkurang dan meminimalkan kemacetan.
 
"Kemacetan berkurang emisi juga berkurang dan efek-efek berikutnya itu yang bisa kita hemat untuk membangun yang lebih baik," ujarnya.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: