Wow, AI Permudah Arkeolog Terjemahkan Tulisan Kuno 5000 Tahun Lalu

Wow, AI Permudah Arkeolog Terjemahkan Tulisan Kuno 5000 Tahun Lalu

Sebuah tablet cuneiform disimpan oleh UNESCO-Ali Firouzi-Getty Images

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Sebuah tim arkeolog dan ilmuwan komputer telah membuat program kecerdasan buatan (AI) yang bisa langsung menerjemahkan tablet cuneiform kuno menggunakan terjemahan mesin neural.

Dalam makalah yang diterbitkan di jurnal PNAS Nexus, dari Oxford University Press, para peneliti menggunakan program AI tersebut untuk menerjemahkan teks-teks Akkadia dengan tingkat akurasi yang tinggi.

Akkadia adalah bahasa kuno yang dulu digunakan di berbagai wilayah Mesopotamia seperti Akkad, Asiria, Isin, Larsa, Babilonia, dan mungkin Dilmun.

Bahasa ini tercatat dalam tablet-tablet tanah liat yang berasal dari tahun 2500 SM dan ditulis menggunakan aksara cuneiform, sebuah sistem tulisan yang diadopsi dari Sumeria dengan menggunakan simbol berbentuk baji yang diukir di tanah liat yang basah.

"Ada ratusan ribu tablet tanah liat yang ditulis dalam aksara cuneiform yang mendokumentasikan sejarah politik, sosial, ekonomi, dan ilmiah Mesopotamia kuno. Namun, sebagian besar dokumen ini masih belum diterjemahkan dan sulit diakses karena banyaknya jumlahnya dan kurangnya ahli yang bisa membacanya," ungkap Peneliti dilansir dari Herritage Daily.

Program AI ini memiliki tingkat akurasi tinggi dalam menerjemahkan teks Akkadia formal seperti dekret kerajaan atau ramalan yang mengikuti pola tertentu.

Namun, teks-teks sastra dan puisi seperti surat dari para imam atau tulisan lainnya cenderung menghasilkan terjemahan yang tidak relevan, yang disebut "halusinasi" oleh AI.

 

Tujuan dari terjemahan mesin neural (NMT) dari bahasa Akkadia ke bahasa Inggris adalah untuk bekerja sama antara manusia dan mesin, dengan menciptakan alur kerja yang membantu sarjana atau mahasiswa yang mempelajari bahasa kuno.

 

Saat ini, model NMT ini dapat diakses dalam buku catatan online dan kode sumbernya telah tersedia di GitHub dengan nama Akkademia. Para peneliti sedang mengembangkan sebuah aplikasi online bernama Babylonian Engine.

Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News

Tag
Share
Berita Lainnya