Ngeri! Kata Ilmuwan, Negara-Negara ini Bakal Jadi "Korban" Pemanasan Global, Ada Indonesia

Ngeri! Kata Ilmuwan, Negara-Negara ini Bakal Jadi

Sumber: Istimewa--

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal Nature Sustainability, pada Senin (22/5), mengungkapkan pandangan sekelompok ilmuwan mengenai fenomena pemanasan global yang mengakibatkan beberapa negara menghadapi suhu yang sangat panas.
 
Dalam penelitian tersebut, mereka merinci dampak pemanasan global terhadap manusia jika suhu Bumi naik 2,7 derajat Celsius pada akhir abad ini.
 
Selain Indonesia, negara-negara lain seperti India, Nigeria, Filipina, dan Pakistan juga menghadapi ancaman serius dari bencana dan kerusakan ekologi.
 
Berdasarkan temuan penelitian yang dikutip oleh CNN International, jika suhu Bumi meningkat sebesar 2,7 derajat Celsius, India, Nigeria, Indonesia, Filipina, dan Pakistan akan menjadi lima negara dengan jumlah penduduk terbesar yang menghadapi suhu panas yang berbahaya.
 
Seluruh populasi beberapa negara, seperti Burkina Faso dan Mali, serta pulau-pulau kecil yang sudah terancam oleh kenaikan permukaan laut, akan menghadapi suhu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
 
Salah satu penulis utama studi ini, Timothy Lenton, menyatakan bahwa kenaikan suhu tersebut dapat menyebabkan sepertiga dari populasi dunia berada dalam kondisi yang tidak mendukung kehidupan.
 
Dalam skenario terburuk, jika suhu Bumi naik 3,6 atau bahkan 4,4 derajat Celsius pada akhir abad ini, setengah dari populasi dunia akan berada di luar batas iklim yang bisa ditoleransi.
 
Hal ini disebut sebagai "risiko eksistensial" dalam laporan tersebut.
 
Lenton, yang juga merupakan direktur Institut Sistem Global di Universitas Exeter, mengatakan bahwa ini akan mengubah kondisi permukaan planet secara signifikan dan berpotensi menyebabkan perubahan besar dalam tempat tinggal manusia.
 
Para ahli telah lama memperingatkan bahwa pemanasan global yang melampaui kenaikan suhu 1,5 derajat Celsius akan mengakibatkan bencana dan perubahan yang sulit untuk diperbaiki.
 
Dalam situasi ini, populasi dunia akan sering terkena dampak bencana seperti kekeringan, badai, kebakaran hutan, dan gelombang panas.
 
Mereka juga menyatakan bahwa masih ada waktu untuk memperlambat laju pemanasan global dengan beralih dari sumber energi berbasis fosil seperti minyak, batu bara, dan gas menuju sumber energi bersih.
 
Namun, kemungkinan untuk mencapai hal itu semakin terbatas.
 
Lenton menambahkan, "Setiap kenaikan suhu sebesar 0,1 derajat Celsius di atas level saat ini akan membuat perbedaan. Sekitar 140 juta orang akan terpapar suhu panas berbahaya."
 
Organisasi Meteorologi Dunia baru-baru ini mengumumkan bahwa dalam lima tahun mendatang, kemungkinan suhu planet akan lebih dari 1,5 derajat Celsius lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pra-industri.
 
"Momentum untuk mengatasi perubahan iklim secara efektif telah terlewat
 
kan, sehingga kita kini berada pada titik di mana untuk mencapai perubahan yang diperlukan, kita perlu mengurangi emisi gas rumah kaca dengan kecepatan lima kali lebih cepat atau melakukan dekarbonisasi ekonomi global," tambah Lenton.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: