Andi Arief Sakit, Bakal Jalani Program Cuci Otak Dokter Terawan?

Andi Arief Sakit, Bakal Jalani Program Cuci Otak Dokter Terawan?

Mantan aktivis pro demokrasi dan saat ini menjabat sebagai petinggi/politisi partai Demokrat dikabarkan sakit. --Kabar 24 / Bisnis.com

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Andi Arief Ketua Bappilu (Badan Pemenanangan Pemilu) partai demokrat terbaring lemas di rumah sakit. Sampai saat ini keadaannya mulai membaik. 

Mantan aktivis yang sekarang menjadi politisi partai Demokrat ini dahulu aktif dalam penumbangan presiden Soeharto era 1990an.

Tidak dikabarkan jenis penyakit apa yang sedang dideritanya tetapi kemungkinan ini ada kaitannya dengan praktek Dokter Terawan yang sedang mengembangkan program DSA atau "cuci otak".

BACA JUGA:Putri Sambo Ngaku Diperkosa, Aktivis Perempuan Kemana?

"Tahun 2012, Prof Terawan menjelaskan pada saya apa dan bagaimana DSA. Akhirnya jum'at kemarin tim beliau di RSPAD mengambil tindakan DSA pada saya karena ada sedikit gangguan pada kesehatan. Subhanallah. Terimakasih Prof." Tulis Andi Arief di twitter sebagaimana dikutip dari Bisnis.com (23/10/22).

Terkait dengan DSA, adalah sebuah penelitian yang dikembangkan oleh Prof Terawan dan menjadi perdebatan publik sejak beberapa tahun terakhir. 

Teknik DSA atau cuci otak adalah Digital Subtraction Angiography yang dikembangkan oleh Dr Terawan Agus Putranto. 

Teknik ini dikenal luas dengan istilah cuci otak sebagai bagian dari terapi pasien stroke yang telah dimodifikasi. 

BACA JUGA:Muak Diolok-olok Miskin, Ferry Irawan Balas Menohok: 'Saya Masih Punya Iman!'

"Mengenai DSA, karena ini merupakan teknis medis menjadi tanggung jawab saya untuk saya jelaskan. DSA sudah saya disertasikan di Universitas Hasanuddin bersama enam orang yang lain," kata Terawan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto pada Rabu, 4 April 2018. Sebagaimana dikutip dari Bisnis.com 

Andi Arief sendiri juga pernah menjadi korban dan terjerat narkoba jenis sabu yang membuatnya ditangkap polisi pada sekitar awal tahun 2019.

Andi Arief dikenal sebagai aktivis pro-demokrasi pada masa mudanya, ia aktif di Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) yang berafiliasi dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada pertengahan dekade 1990-an. Akibat kegiatan aktivismenya yang dianggap mengancam Orde Baru, ia menjadi salah satu korban penculikan aktivis pada tahun 1998. 

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: