Informasi tersebut didapat Jokowi langsung dari beberapa lembaga internasional seperti IMF, World Bank, plus UN PBB.
Disebutkan juga oleh Jokowi bahwa lembaga itu memperkirakan akan ada 60 negara yang terpuruk akibat krisis.
BACA JUGA:Buntut 2 Bobotoh Tewas, Laga Persib Dipindah ke Stadion Si Jalak Harupat
BACA JUGA:Siap-siap! Tagihan Listrik Bulan Juni Diprediksi Bakal Bengkak, Ini Biang Keroknya
"60 negara akan ambruk ekonominya, 42 dipastikan sudah menuju ke sana. Siapa yang membantu mereka kalau sudah 42? Mungkin kalau satu, dua, tiga negara krisis bisa dibantu," tuturnya.
"Tapi kalau 42, dan betul bisa mencapai 60, kita enggak ngerti apa yang bisa kita lakukan. Sehingga berjaga-jaga, waspada, hati-hati adalah hal yang sangat kita perlukan," tambah Jokowi.
+++++
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara tentang sosok terpilih sebagai presiden Pilpres 2024 nanti.
Pada prinsipnya, Jokowi tidak terlalu mempermasalahkan siapapun yang nantinya bakal menggantikan dirinya sebagai Presiden RI.
BACA JUGA:Kartu Prakerja Gelombang 33 Resmi Dibuka, Simak Persyaratannya
Asalkan, pemimpin itu bisa melanjutkan program-program yang telah dibuat pemerintah sebelumnya.
Hal itu dia sampaikan ketika menangkap maksud teriakan 'lanjutkan' yang menggema di acara HUT Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di JCC, Jakarta, ditulis Munggu 12 Juni 2022.
"Tapi saya nangkap yang dimaksud lanjutkan itu adalah programnya. Pemimpinnya siapa pun terserah. Supaya ada kontinuitas supaya ada keberlanjutan," kata Jokowi ditulis Sabtu 11 Juni 2022.
Untuk itu, Jokowi berharap, program-program yang dikerjakan oleh pemerintah sebelumnya dapat dilanjutkan oleh pemimpin yang baru.
BACA JUGA:Siap-siap! Tagihan Listrik Bulan Juni Diprediksi Bakal Bengkak, Ini Biang Keroknya
Terlebih lagi, program pemerintah jangan sampai berjalan di tempat imbas tak adanya semangat berkelanjutan.