Cacar Monyet/ilustrasi|ilustrasi|
JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah mengadakan pertemuan komite ahli darurat guna menentukan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, ia memutuskan untuk mengadakan komite darurat pada 23 Juni.
Pasalnya, virus telah menunjukkan perilaku baru-baru ini yang 'tidak biasa' dengan menyebar di negara-negara jauh di luar bagian Afrika, di mana virus itu endemik.
"Kami percaya bahwa itu juga memerlukan beberapa tanggapan terkoordinasi karena penyebaran geografis," kata Tedros dikutip dari WA News, Rabu, 15 Juni 2022.
BACA JUGA: Paus Fransiskus: Perang ke III Dimulai!
Jika cacar monyet dinyatakan sebagai darurat kesehatan internasional, maka akan memberinya sebutan yang sama dengan pandemi covid-19.
Ini berarti WHO menganggap penyakit yang biasanya langka sebagai ancaman berkelanjutan bagi negara-negara secara global.
Inggris mengatakan, mereka mencatat 470 kasus cacar monyet di seluruh negeri, dengan sebagian besar pada pria gay atau biseksual.
Dr Ibrahima Soce Fall, Direktur Kedaruratan WHO untuk Afrika, mengatakan jumlah kasus meningkat setiap hari dan pejabat kesehatan menghadapi 'banyak kesenjangan' dalam hal pengetahuan tentang dinamika penularan, baik di Afrika maupun di luarnya.
"Dengan saran dari komite darurat, kita bisa berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengendalikan situasi. Tetapi itu tidak berarti bahwa kita langsung menuju darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," kata Fall, merujuk pada tingkat kewaspadaan tertinggi WHO untuk wabah virus.
"Kami tidak ingin menunggu sampai situasi di luar kendali untuk mulai memanggil komite darurat," sambungnya.
Badan kesehatan PBB itu tidak merekomendasikan vaksinasi massal, tetapi menyarankan penggunaan vaksin yang 'bijaksana'.
Mereka mengatakan, mengendalikan penyakit terutama bergantung pada langkah-langkah seperti pengawasan, pelacakan kasus dan mengisolasi pasien.
BACA JUGA:20 Tim Negara Lolos Piala Asia 2023, Indonesia Masih Ada Peluang