Dia mengatakan, pernyataan penundaan pemilu 2024 tersebut mengacu pada analisa big data perbincangan yang ada di media sosial.
Dari 100 juta subjek akun di media sosial, sebanyak 60 persen mendukung penundaan pemilu dan 40 persen menolak.
"Big data mulai jadi referensi kebijakan dalam mengambil keputusan," pungkas Muhaimin.