Telepon Natal Prabowo ke Hotman Paris, Pujian Bisnis Mengalir tapi Ada Pesan Narkoba

Sabtu 27-12-2025,19:18 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

JAKARTA, PostingNews.id – Suasana Natal yang biasanya diisi doa dan obrolan keluarga, kali ini merambat sampai ke sambungan telepon Istana. Di ujung sana, Presiden Republik Indonesia menyapa seorang pengacara yang namanya tak pernah jauh dari sorotan lampu kota. Di ujung lain, mendengarkan sambil tersenyum, ditemani suasana hari raya.

Bukan sekadar formalitas. Percakapan itu mengalir hangat, santai, dan sesekali diselingi pujian. Momen langka tersebut dibagikan Hotman sendiri lewat akun Instagram pribadinya pada Kamis 25 Desember 2025, bertepatan dengan Hari Natal. Publik pun ikut menguping obrolan dua tokoh dengan latar berbeda, satu kepala negara, satu raja hiburan malam.

Di awal percakapan, suara Prabowo terdengar ramah.
 "Selamat Natal dan Tahun Baru. Semoga yang Maha Kuasa selalu menyertai keluarga Hotman Paris Hutapea dan memberi kebaikan, keberkahan, serta keselamatan," ujar Presiden Prabowo.

Ucapan itu menjadi pembuka obrolan yang kemudian melebar ke urusan kerja dan bisnis. Hotman tak menyia-nyiakan kesempatan. Ia melaporkan langsung perkembangan kerajaan usaha hiburan yang selama ini dibangunnya. Dengan nada bangga, ia menyebut jumlah outlet yang kian membengkak dan tenaga kerja yang terserap dalam skala besar.

BACA JUGA:Muktamar Digulirkan, Gus Ipul Minta Nahdliyin Tak Terprovokasi Kabar Liar

"Bapak tahu, kita punya outlet 73 klub, pegawai kita sudah ratusan ribu. Dan kita baru buka di Bangkok, dua di Kuala Lumpur, dan satu lagi di Bangkok," lapor Hotman.

Nama Atlas Beach Club di Bali ikut disebut. Tempat hiburan yang ia klaim sebagai klub pantai terbesar di dunia itu menjadi salah satu simbol ekspansi bisnisnya. Bagi Hotman, angka dan cabang bukan sekadar prestasi pribadi, melainkan bukti bahwa bisnis hiburan bisa menjadi mesin pencipta lapangan kerja.

Presiden Prabowo langsung menanggapi dengan nada apresiatif. "Hebat, hebat. Kau bisa menghidupkan pengangguran, itu luar biasa. Kau kasih makan (rakyat), luar biasa itu. Bisa bermanfaat bagi masyarakat," puji Prabowo.

Namun di balik pujian, terselip peringatan yang nadanya tak bisa ditawar. Prabowo mengingatkan sisi gelap industri hiburan malam, soal narkotika yang kerap membayangi. "Tapi hati-hati narkoba ya, nggak boleh narkoba," tegas Prabowo.

Hotman menjawab cepat, seolah sudah siap dengan bantahan. "Nggak ada narkoba Pak! Bersih Pak. Itu jaminannya. Kan Hotman sering dansa, masa gua... (narkoba). Itu bagian dari marketing Pak," sahutnya, disambut tawa.

Candaan itu dibalas Prabowo dengan santai. Ia bahkan mengaitkan kegemaran berdansa dengan latar belakang budaya mereka. "Bagus, bagus. Kalau Batak sama Minahasa, saya juga ada darah Minahasa, itu aku juga suka dansa," tambah Presiden.

BACA JUGA:Lenovo Watch GT Pro: Jam Tangan Pintar dengan GPS Akurat dan Mode Olahraga Melimpah!

Di sela percakapan yang cair itu, Hotman sempat menyinggung soal kebahagiaannya sebagai pengusaha. Baginya, kebebasan bergerak dan menikmati hidup menjadi kemewahan yang sulit didapat jika memilih jalur jabatan publik.

"Inilah Pak yang saya bahagia di akhir karier saya, duit banyak, kebebasan ada. Begitu saya menjabat, joget pun nggak boleh. Kalau sekarang kan terbang terus, bahagia," tuturnya.

Prabowo mengamini pandangan tersebut. Ia menekankan bahwa kontribusi terbaik seseorang bukan selalu lewat jabatan, melainkan lewat kerja nyata yang memberi manfaat bagi banyak orang. Di penghujung sambungan telepon, Presiden pun menutup dengan ajakan sederhana. "Kapan-kapan kita ketemu ya," tutup Prabowo.

Di luar percakapan Natal itu, dinamika politik dan organisasi keagamaan tetap bergerak dengan ritmenya sendiri. Di tengah riuh isu Muktamar yang dipercepat atau status Penjabat Ketua, atau Gus Ipul memilih bersikap irit bicara. Ia menegaskan tidak ingin melangkahi keputusan para ulama.
 "Loh nanti aja, itu saya nggak mau komentar. Kita serahkan ulama aja. Masih berproses semuanya, kita belum tahu. Semua tunggu saja," katanya.

Saat ditanya soal posisinya apakah masih menjabat sebagai Sekjen PBNU atau tidak, jawabannya tetap datar dan diplomatis. “Nunggu. Tidak bisa disampaikan sekarang saya. Tapi tunggu aja, masih berproses semuanya. Kita belum tahu," pungkasnya.

BACA JUGA:Cedera ACL, Dibekukan dari Tim dan Kontrak Segera Habis, Bagaimana Nasib Karir Mees Hilgers?

Sikap menunggu itu beriringan dengan keputusan penting yang diambil para kiai sepuh. Rapat Konsultasi antara jajaran Syuriyah dan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang digelar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Kamis 25 Desember 2025, melahirkan kesepakatan krusial. Forum tersebut memutuskan Muktamar Ke-35 NU harus segera digelar sebagai jalan keluar dari konflik internal.

Juru Bicara Pesantren Lirboyo, KH Abdul Muid Shohib, menyebut keputusan itu lahir dari keprihatinan mendalam atas kondisi jam’iyyah yang kian memanas. “Para Mustasyar, sesepuh, dan alim ulama sangat prihatin dengan kondisi jam’iyyah. Setelah melalui berbagai rangkaian musyawarah, mulai dari Ploso, Tebuireng, hingga Musyawarah Kubro di Lirboyo, hari ini diputuskan bahwa Muktamar Ke-35 harus segera dilaksanakan," ujarnya.

Rapat tersebut dihadiri langsung oleh Rais Aam PBNU dan Ketua Umum PBNU . Kehadiran keduanya dibaca sebagai sinyal bahwa pintu rekonsiliasi masih terbuka. Sejumlah nama besar juga tampak hadir, dari jajaran Mustasyar hingga Syuriyah, menandai keseriusan forum tersebut.

Secara mufakat, para kiai sepuh menetapkan dua poin utama. Muktamar Ke-35 akan diselenggarakan secepat-cepatnya oleh Rais Aam dan Ketua Umum PBNU. Proses penentuan waktu, tempat, dan kepanitiaan wajib melibatkan para Mustasyar, sesepuh, dan pengasuh pondok pesantren.

BACA JUGA:Industri Otomotif Lagi Gak Baik-Baik Saja? Pabrik Raksasa Terancam Jadi 'Gudang Kosong' Gara-gara Mobil Nggak Laku!

Keputusan ini diambil sebagai respons atas situasi organisasi yang sempat memanas akibat dinamika pemberhentian Ketua Umum oleh Rais Aam, yang memicu penolakan dan ketegangan struktural. Para kiai berharap Muktamar menjadi ruang ishlah, tempat NU merajut kembali persatuan dan kembali ke khittahnya.

Di satu sisi, telepon Natal antara Presiden dan pengacara kondang itu memperlihatkan wajah negara yang cair dan penuh canda. Di sisi lain, dinamika organisasi keagamaan menunjukkan betapa seriusnya urusan legitimasi dan persatuan. Dua dunia berbeda, berkelindan dalam satu hari yang sama, sama-sama mencerminkan wajah Indonesia yang penuh lapisan.

Kategori :