Prabowo Terlalu Kuat, Golkar Pilih Setia daripada Coba Peruntungan Baru untuk Pilpres 2029

Minggu 21-12-2025,13:50 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

JAKARTA, PostingNews.id — Peta politik menuju Pilpres 2029 mulai terlihat sejak sekarang. Di antara banyak spekulasi dan manuver partai, satu nama dinilai masih terlalu sulit digeser. Presiden Prabowo Subianto, dengan posisinya sebagai petahana, disebut punya kekuatan yang membuat figur lain berpikir dua kali untuk maju berhadapan langsung.

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menilai realitas itu menjadi latar dari sikap Partai Golkar yang sejak dini menyatakan dukungan kepada Prabowo untuk Pilpres 2029. Menurut Adi, pernyataan Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia bukan sekadar basa-basi politik, melainkan hitung-hitungan yang realistis.

“Bicara pencalonan Pilpres 2029, Prabowo paling kuat mengingat posisinya sebagai petahana. Jangankan Golkar. Rasa-rasanya figur lain pun juga sulit menandingi Prabowo di 2029,” kata Adi kepada wartawan, Minggu 21 Desember 2025.

Bagi Adi, dukungan Golkar juga menyiratkan pesan lain. Bahlil dinilai ingin menunjukkan loyalitas total kepada Prabowo. Loyalitas yang tidak setengah-setengah, apalagi mengingat Prabowo adalah figur yang tumbuh besar di lingkungan militer, tempat kesetiaan dipandang sebagai nilai utama.

BACA JUGA:Di Depan Menteri-Menterinya, Prabowo Minta Jangan Setia ke Dirinya

Karena itu, pernyataan dukungan Golkar dibaca sebagai sinyal bahwa partai berlambang pohon beringin ingin tampil paling awal dan paling tegas. Golkar, dalam narasi itu, ingin dikenang sebagai partai yang paling setia berdiri di belakang Prabowo sejak awal.

Di sisi lain, Adi menilai sikap Golkar juga membuka fakta lama yang kembali relevan. Partai tersebut disebut sedang mengalami krisis figur untuk diusung dalam kontestasi pilpres. Golkar kuat di pemilihan legislatif, tapi kerap terseok ketika masuk gelanggang pilpres.

“Tak heran jika banyak pihak yang menyebut Golkar spesialis kuat di pileg, tapi tak di pilpres. Di pilpres pun hanya wapres melalui JK. Setelah itu tak ada figur lain di pilpres,” ujar Adi yang juga Direktur Parameter Politik Indonesia.

Sikap resmi Golkar kemudian ditegaskan langsung oleh Bahlil Lahadalia. Dalam sejumlah kesempatan, ia memastikan bahwa partainya akan tetap setia mengawal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Komitmen itu, menurut Bahlil, tidak boleh maju mundur.

BACA JUGA:Niat Healing Malah Hancur! Ikon Wisata Guci 'Lenyap' Disapu Banjir Bandang, Liburan Akhir Tahun Batal Total?

“Sebagai bagian konsekuensi daripada partai yang mengusung (Prabowo-Gibran) memperjuangkan yang masuk dalam koalisi, kita enggak boleh masuk dalam koalisi-koalisi banci, enggak boleh,” ujar Bahlil dalam Rapimnas Partai Golkar di Jakarta, Sabtu 20 Desember 2025.

Dalam pidatonya, Bahlil juga menyelipkan sindiran ke kepemimpinan Golkar sebelumnya. Ia menyinggung adanya sikap ragu dan maju mundur dalam menentukan arah politik. Sikap yang, menurutnya, tidak ia miliki.

“Saya enggak tahu kalau ketua umum dulu, ya, yang bisa maju mundur, maju mundur. Saya ini enggak bisa karena sopir angkot itu maju saja, mundurnya enggak bisa, begitu,” katanya.

Bahlil kemudian memaparkan target politik Golkar ke depan. Dalam peringatan HUT ke-61 partai, ia membidik lebih dari 102 kursi DPR pada Pemilu Legislatif 2029. Target itu diyakini bisa tercapai jika hubungan Golkar dengan Presiden Prabowo tetap harmonis.

BACA JUGA:Dicopot dari Ketua Golkar Sumut, Ijeck Akui Sempat Kaget tapi Pilih Legowo

Kategori :