Bendera Putih Berkibar di Aceh, Mendagri Tito Minta Maaf dan Janji Negara Tak Tinggal Diam

Jumat 19-12-2025,13:21 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

JAKARTA, PostingNews.id — Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian akhirnya angkat suara soal kegelisahan warga di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat yang masih berjibaku dengan dampak bencana. Di tengah cerita panjang soal bantuan yang tersendat dan medan yang tak ramah, Tito memilih membuka pernyataannya dengan permintaan maaf atas berbagai kekurangan pemerintah.

Permintaan maaf itu sekaligus menjadi respons atas aksi warga Aceh yang membentangkan bendera putih. Isyarat itu dibaca sebagai tanda keputusasaan sekaligus permintaan tolong agar negara hadir lebih cepat. Bagi Tito, bendera putih bukan sekadar simbol, melainkan suara warga yang sedang terhimpit keadaan.

Ia menyebut aksi tersebut sebagai wujud aspirasi masyarakat yang tengah menghadapi situasi darurat. Pemerintah, kata dia, tidak menutup telinga. Semua kritik, masukan, dan sikap warga yang terdampak bencana disebut sudah sampai ke meja pengambil kebijakan.

“Mengenai pengibaran bendera putih ya, jadi inilah menurut kami wujud aspirasi warga dalam menghadapi situasi bencana yang dialami. Kami mendengar, pemerintah mendengar, memahami berbagai kritik masukan dan sikap masyarakat dan upaya pemerintah Indonesia dalam penanganan bencana di Sumatra,” ujar Tito dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat 19 Desember 2025.

BACA JUGA:Risma Buka Peta Bencana, Katanya Hampir Tak Ada Wilayah Indonesia yang Benar-Benar Aman

Di hadapan awak media, Tito lalu menundukkan kepala. Ia mengakui masih ada celah dalam penanganan bencana, terutama karena tantangan di lapangan yang tidak sederhana.

“Dengan segala kerendahan hati kami minta maaf ya bila ada kekurangan yang ada. Memang kendala yang dihadapi cukup besar karena medan yang cukup berat,” katanya.

Bencana di sejumlah wilayah Sumatra memang datang bersamaan dengan persoalan akses. Jalur distribusi terhambat, cuaca tak bersahabat, dan lokasi terdampak tak mudah dijangkau. Meski begitu, Tito memastikan pemerintah tidak akan berhenti bekerja. Ia berjanji kebutuhan mendesak warga akan segera dipenuhi, meskipun harus menembus berbagai rintangan.

“Namun sebagai pemerintah Indonesia kami berkewajiban untuk terus bekerja mengatasi berbagai kendala, memperbaiki kinerja, dan secepatnya memenuhi kebutuhan darurat saudara-saudara kita di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat,” ucapnya.

BACA JUGA:Penjualan Game Fisik Anjlok ke Titik Terendah, Tekanan Ekonomi Jadi Biang Kerok

Di akhir pernyataannya, Tito tak lupa mengapresiasi peran masyarakat. Menurut dia, bantuan yang datang dari berbagai penjuru Indonesia telah meringankan beban di masa tanggap darurat. Gotong royong warga disebut menjadi penopang penting ketika negara berpacu dengan waktu dan alam.

“Uluran tangan dari warga masyarakat telah banyak bantu upaya tanggap darurat di Sumatera. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terus membantu masyarakat Indonesia atas urunan tangan dan usaha gotong royong dilakukan. Kita terus bersama-sama dalam bingkai soliditas kebangsaan dan kemanusiaan untuk segera memulihkan,” kata Tito.

Pemerintah, lanjut Tito, masih berada di tengah proses. Permintaan maaf sudah disampaikan, pekerjaan belum selesai. Di lapangan, warga masih menunggu janji itu benar-benar tiba bersama bantuan yang mereka butuhkan.

Kategori :