BACA JUGA:Pencegatan Berujung Maut, Peran Enam Polisi Terkuak di Kasus Mata Elang Kalibata
Eksperimen menjauh dari ponsel juga merambah ke ruang fisik. Di Washington, D.C., sebuah restoran tanpa ponsel bernama Hush Harbor mendadak jadi perbincangan. Saat pelanggan datang, perangkat mereka dimasukkan ke dalam tas terkunci sebelum memesan minuman.
“Dengan Gen Z, ponsel akan digunakan duluan,” kata Rock Harper, koki dan pemilik restoran itu. “Tidak ada hal seperti itu di sini, Anda makan dulu atau berbagi dengan teman meja Anda.”
Tanpa ponsel sebagai gangguan konstan, suasana meja berubah. Harper menyebut meja-meja tinggi di restorannya penuh dengan permainan Cards Against Humanity, Solitaire, bahkan Monopoli. Orang-orang kembali saling menatap, bukan menunduk ke layar.
Hush Harbor bukan satu-satunya. Ruang bebas teknologi bermunculan di berbagai belahan dunia. Offline Club menggelar acara tanpa gawai di Eropa. Sementara restoran Bistecca di Sydney meminta pengunjung mengunci ponsel agar mereka benar-benar hadir di meja makan.
BACA JUGA:Tanda-Tanda Sudah Muncul, Rocky Gerung Ingatkan Crossfire Elite dan Rakyat Awal 2026
Gerakan tanpa teknologi ini makin menguat, dan sains mulai mengejarnya. Penelitian menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan jauh dari layar punya dampak nyata pada kesehatan otak.
“Salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan otak Anda adalah dengan bersosialisasi dengan orang lain,” kata Miller. “Memiliki tingkat keterlibatan sosial yang lebih tinggi, di luar keluarga dan orang-orang terdekat yang tinggal bersama Anda, sangatlah penting.”
Sebaliknya, kebiasaan multitasking yang jamak dilakukan banyak orang justru berisiko. Menggulir TikTok atau Instagram Reels sambil menonton televisi membuat otak bekerja ekstra keras. Setiap kali berpindah tugas, otak harus mengonfigurasi ulang dirinya. Margin kesalahan pun membesar.
Akibatnya, kemampuan berpikir kritis dan daya ingat bisa menurun, Miller mengingatkan.
Studi terbaru menunjukkan bahwa berbagai aktivitas mental seperti bermain gim dapat meningkatkan fungsi korteks prefrontal. Bagian otak ini berperan dalam berpikir, memecahkan masalah, dan menjaga konsentrasi. Aktivitas offline seperti membaca buku, mendengarkan musik, atau menulis jurnal juga dikaitkan dengan peningkatan fleksibilitas kognitif dan kemampuan berpikir komputasional.
BACA JUGA:Gerakan Rakyat Mulai Pamer Otot, Nama Anies Muncul dan Isyarat Partai Kian Terbuka
“Anda sebenarnya dapat meningkatkan keterampilan kognitif dengan mempelajari teknik-teknik baru yang melibatkan pelatihan otak untuk lebih memperhatikan,” kata Gary Small, profesor di Hackensack Meridian School of Medicine.
Menetapkan tujuan dan menyusun kurikulum mini seperti yang dilakukan Jean juga dinilai ampuh. Cara ini membantu memperkuat koneksi dalam otak dan menjaga ketajamannya.
“Menetapkan tujuan di awal bulan adalah cara yang bagus untuk menciptakan jaringan yang sehat di otak Anda, tidak seperti menghibur diri secara pasif di ponsel,” kata Miller.
Pada akhirnya, para ahli sepakat bahwa jeda dari media sosial perlu dijadwalkan dengan sengaja. Bahkan disarankan menggunakan pengatur waktu untuk mengingatkan diri agar menjauh dari perangkat, meski hanya sebentar.