JAKARTA, PostingNews.id — Presiden Prabowo Subianto angkat bicara soal kerusakan lingkungan yang kembali menyeruak setelah bencana alam melanda sejumlah wilayah di Sumatera. Di hadapan publik, Prabowo menegaskan sikapnya untuk membereskan praktik pembalakan liar yang selama ini kerap disebut sebagai biang kerok rusaknya kawasan hutan.
“Saya mau tertibkan semua itu, ya. Pembalakan liar akan kami tertibkan. Sudah kami mulai tertibkan. Kami rencanakan dengan baik semuanya,” ujar Prabowo saat berada di Langkat, Sumatera Utara, Sabtu 13 Desember 2025, sebagaimana dipantau dari YouTube Sekretariat Presiden, hari ini.
Pernyataan itu tidak muncul di ruang hampa. Bencana banjir yang menerjang Sumatera meninggalkan jejak ganjil berupa kayu-kayu gelondongan berukuran besar yang hanyut terbawa arus. Temuan tersebut memunculkan dugaan adanya aktivitas pembalakan liar di kawasan hulu yang ikut memperparah bencana.
Dugaan itu kini sedang ditelusuri aparat penegak hukum. Badan Reserse Kriminal Polri bersama Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Kehutanan turun tangan mengusut kemungkinan adanya kejahatan lingkungan di balik peristiwa tersebut. Fokus penyelidikan diarahkan pada asal-usul kayu gelondongan yang ditemukan berserakan pascabanjir.
BACA JUGA:Korban Banjir dan Longsor Sumatera Tembus 1.006 Jiwa, BNPB Terus Upayakan Pemulihan Wilayah
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan tim penyelidik telah diterjunkan langsung ke titik-titik penemuan kayu. Langkah itu dilakukan untuk memastikan apakah ada pelanggaran hukum yang menyertai peristiwa alam tersebut. “Ada potensi-potensi yang harus kami tindaklanjuti karena ada dugaan-dugaan pelanggaran,” kata Listyo pada Kamis 4 Desember 2025.
Menurut Kapolri, hasil pengecekan awal di lapangan menunjukkan kondisi kayu gelondongan tersebut tidak alami. Banyak di antaranya ditemukan dalam keadaan terpotong rapi, memunculkan pertanyaan soal proses penebangan dan distribusinya. Temuan itu, kata dia, masih akan didalami untuk memastikan dari mana kayu-kayu tersebut berasal. “Akan kami dalami,” ujar Listyo kepada wartawan.
Listyo juga mengakui adanya indikasi kuat pelanggaran yang berkaitan langsung dengan bencana banjir Sumatera. “Adanya temuan-temuan kayu yang diduga ada kaitannya dengan pelanggaran,” ucapnya. Namun, ia belum bersedia mengungkap secara detail bentuk pelanggaran yang dimaksud maupun pihak-pihak yang berpotensi terlibat.
Di sisi lain, Kementerian Kehutanan turut melakukan penelusuran administratif dan korporasi. Menteri Kehutanan Raja Juli menyebut pihaknya telah mengantongi identifikasi terhadap puluhan entitas usaha yang diduga ikut berperan dalam kerusakan lingkungan di kawasan terdampak. “Identifikasi subjek-subjek hukum yang mungkin terlibat sudah dilakukan,” kata Raja Juli.
BACA JUGA:Cek Fakta Bahlil soal Listrik Aceh: Dari Klaim 93 Persen, Nyatanya Baru 36 Persen
Meski demikian, Raja Juli belum membeberkan identitas perusahaan-perusahaan tersebut ke publik. Ia hanya memastikan bahwa hingga saat ini proses hukum masih berada pada tahap awal dan belum menyentuh pemeriksaan resmi. “Belum sampai pada tahap pemeriksaan,” tutur politikus PSI itu.
Dengan penyelidikan yang masih berjalan, pemerintah menghadapi tekanan publik untuk membuktikan keseriusan penertiban pembalakan liar, terutama ketika bencana alam kembali mengingatkan pada rapuhnya tata kelola lingkungan. Pernyataan Presiden dan langkah aparat penegak hukum kini menjadi penanda awal apakah penertiban itu benar-benar akan sampai ke akar, atau kembali berhenti di permukaan.