JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Gaya hidup minim gerak atau yang sering disebut mager kini semakin umum terjadi, terutama di kalangan pekerja kantoran, pelajar, hingga pengguna gawai yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar.
Duduk terlalu lama tanpa diselingi aktivitas fisik ternyata bukan sekadar membuat tubuh pegal, tetapi juga dapat memberikan dampak serius bagi kesehatan otak.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa hanya dalam waktu sekitar tiga jam tanpa bergerak, aliran darah ke otak dapat mengalami penurunan signifikan yang berpotensi memengaruhi fungsi kognitif.
Ketika tubuh berada dalam posisi duduk atau diam terlalu lama, sistem peredaran darah tidak bekerja secara optimal.
Otot-otot besar, khususnya di bagian kaki, berperan penting dalam membantu memompa darah kembali ke jantung.
Jika otot-otot ini jarang digerakkan, sirkulasi darah melambat dan pasokan oksigen ke otak pun ikut berkurang.
Kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti pusing, sulit berkonsentrasi, rasa lelah berlebihan, hingga penurunan daya ingat dalam jangka pendek.
Lebih jauh, kebiasaan mager kronis juga dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan pembuluh darah.
Aliran darah yang tidak lancar dapat memicu peradangan ringan pada pembuluh darah otak, yang jika terjadi terus-menerus berpotensi meningkatkan risiko penyakit serius seperti stroke dan demensia di kemudian hari.
Tak hanya itu, duduk terlalu lama juga berdampak pada keseimbangan hormon dan metabolisme tubuh, yang secara tidak langsung memengaruhi kesehatan otak secara keseluruhan.
Kabar baiknya, risiko tersebut bisa ditekan dengan langkah sederhana. Para ahli kesehatan menyarankan untuk bangkit dan bergerak setidaknya setiap 30–60 menit.
Aktivitas ringan seperti berdiri, berjalan sebentar, melakukan peregangan, atau sekadar menggerakkan kaki sudah cukup membantu melancarkan aliran darah.