BACA JUGA:Habib Rizieq Seret Nama Jokowi ke Mahkamah Internasional soal Kasus KM 50
Di titik inilah, diduga kuat munculnya gelondongan kayu yang ikut dihanyutkan arus dan memperparah daya rusak banjir. Tim penyidik membuka Posko Gakkum di Batangtoru, memeriksa Jembatan Garoga, Jembatan Anggoli, hingga area perkebunan sawit TBS. Langkahnya mulai dari menyisir lapangan sampai memetakan area dari udara menggunakan drone.
“Kami telah memeriksa 10 saksi, termasuk tokoh masyarakat, warga terdampak, serta perwakilan perusahaan. Dan juga berkoordinasi dengan ahli kehutanan, perkebunan, dan lingkungan hidup,” ungkap Irhamni.
Di lokasi pembukaan lahan perusahaan itu, penyidik memasang garis polisi pada dua unit excavator dan satu dozer. Mesin-mesin berat tersebut kini diam tak berkutik, menunggu proses hukum berjalan.
“Dan proses penyidikan ini masih terus berlanjut,” tutup Irhamni.
Sementara penyidik mengumpulkan potongan teka-teki, warga Batangtoru dan Tapanuli Tengah masih menata hidup setelah bencana yang merenggut 46 nyawa, dengan 28 orang lainnya hilang, 22 warga luka berat, dan 928 rumah hancur diterjang banjir dan longsor. Di tengah puing-puing itu, potongan kayu yang dikumpulkan aparat bukan sekadar barang bukti, melainkan penanda bahwa sesuatu di hulu sudah lama tidak beres.