POSTINGNEWS.ID --- Ketika Batas Sabar Sudah Jebol Pernah nggak sih punya tetangga yang suka parkir sembarangan di halaman rumah kita, ditegur baik-baik malah makin galak? Nah, situasi menyebalkan kayak gini lagi dirasakan sama negara Gajah Putih, Thailand. Bedanya, yang "parkir" bukan mobil, tapi pangkalan militer lengkap dengan sniper dan peluncur roket!
Ketegangan di Asia Tenggara mendadak naik level setelah Angkatan Laut Kerajaan Thailand memutuskan untuk berhenti basa-basi dan melancarkan operasi militer serius di Provinsi Trat. Langkah tegas ini diambil bukan tanpa alasan, Sob. Kesabaran Thailand habis setelah memergoki pasukan Kamboja diam-diam membangun "markas liar" di wilayah kedaulatan mereka.
Kronologi: Ketahuan dari 'Mata Langit' Semuanya bermula dari pantauan udara yang dilakukan militer Thailand. Citra satelit dan pengintaian di kawasan Ban Nong Ri, Chamrak, distrik Mueang, menangkap pemandangan yang bikin darah mendidih. Di lokasi yang dulunya cuma bekas benteng tua yang sudah dibongkar, tiba-tiba muncul fasilitas militer baru yang kinclong.
BACA JUGA:Rakyat Sabang Tercekik Harga Mahal, Mualem Desak Pusat Segera Lepas 250 Ton Beras Thailand 'Sitaan'!
Siapa pelakunya? Siapa lagi kalau bukan pasukan tetangga sebelah, Kamboja. Juru Bicara Angkatan Laut Thailand, Laksamana Muda Parat Rattanachaipan, nggak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Dia bilang tindakan ini adalah pelanggaran kedaulatan yang nyata. Bayangin aja, tanah resmi milik Thailand, eh, diklaim dan dibangun pangkalan oleh negara lain tanpa kulonuwun.
Dikasih Hati Minta Jantung Yang bikin situasi makin panas, Thailand sebenernya udah coba jalur damai. Mereka menahan diri, ngajak ngobrol, dan berharap pasukan Kamboja mau mundur teratur. Tapi apa responnya? Zonk besar!
Alih-alih packing dan pulang, pasukan Kamboja justru makin agresif memperkuat posisi. Laksamana Parat membocorkan data ngeri: Kamboja malah mendatangkan tim operasi khusus, penembak jitu (sniper), sampai sistem peluncur roket ganda ke lokasi tersebut. Nggak cuma itu, mereka juga menggali parit pertahanan dan memasang senjata berat seolah-olah siap perang terbuka.
Bahkan, mereka terciduk menerbangkan drone (UAV) buat memata-matai posisi militer Thailand. Jelas dong, ini bukan sekadar "nyasar", tapi intimidasi terencana yang bikin Thailand merasa terancam.
Operasi Militer: Satu-satunya Jalan Melihat tetangga yang makin "ngelunjak", Pemerintah Thailand akhirnya ambil sikap tegas. Keamanan nasional dan keselamatan warga di perbatasan jadi prioritas harga mati. Upaya diplomasi dianggap gagal total karena nggak digubris sama sekali.
"Kami nggak punya pilihan lain," kata Parat. Kalimat ini jadi sinyal kalau Thailand siap meladeni konfrontasi fisik demi mengusir tamu tak diundang itu. Operasi militer pun digelar dengan kekuatan penuh untuk memukul mundur pasukan asing tersebut dan mengembalikan patok kedaulatan ke tempat semestinya.
BACA JUGA:Pekerja Migran di Kamboja Disebut Ilegal, Pemerintah Akan Pulangkan 101 WNI
Bukan Cuma di Trat, Sa Kaeo Juga Rusuh Ternyata, bara api nggak cuma nyala di Trat. Laporan terbaru menyebutkan kalau baku tembak alias kontak senjata juga pecah di wilayah Sa Kaeo. Jadi, garis perbatasan Thailand-Kamboja sekarang statusnya lagi "merah" banget.
Warga sipil di sekitar lokasi jelas ketar-ketir. Suara tembakan dan pergerakan truk militer bikin suasana jadi chaos. Para analis keamanan memprediksi kalau Kamboja nggak segera tarik pasukan, konflik ini bisa melebar jadi perang skala besar yang merugikan kedua belah pihak.
FYI: Warning Keras buat Kawasan ASEAN Insiden ini jadi pengingat kalau sengketa perbatasan di ASEAN itu kayak bom waktu. Thailand udah nunjukin kalau mereka nggak bakal diam kalau kedaulatannya diinjak-injak, walau harus angkat senjata.