Alasan: Ketakutan akan pembekuan aset sepihak seperti yang dialami Rusia.
Tren: Diversifikasi aset menjadi kunci baru bagi negara-negara berkembang untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan sistem keuangan Barat.
BACA JUGA:Redenominasi Rupiah Bisa Dongkrak Harga Emas, Ini Analisisnya
3. Prediksi Gila JPMorgan: Emas Bakal $10.000?
Melihat ketidakpastian geopolitik, defisit anggaran AS, dan perubahan teknologi (AI), para analis menilai emas akan menjadi primadona investasi jangka panjang.
CEO JPMorgan, Jamie Dimon, bahkan mengeluarkan prediksi yang mencengangkan.
"Harga emas bisa mencapai 5.000 hingga 10.000 dolar AS per ons jika ketegangan global terus meningkat," ujar analisis pasar yang mengutip pandangan Dimon.
Jika prediksi ini benar, maka nilai cadangan emas Rusia—dan negara lain yang menimbun emas—akan meledak berkali-kali lipat di masa depan.
BACA JUGA:Harga Emas Turun, Investor Panik atau Cuma Istirahat?”
CATATAN: Emas kini bukan lagi sekadar perhiasan, melainkan senjata geopolitik. Langkah Rusia dan India menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap sistem keuangan global sedang terkikis, dan dunia kembali beralih ke safe haven yang sesungguhnya: Logam Mulia.