Kampanye Anti-Iklim Terorganisir, Raksasa Minyak Ternyata Jadi Penyandang Dana

Senin 08-12-2025,09:33 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

Carlos Milani, profesor hubungan internasional di Rio de Janeiro State University, mengingatkan bahwa “atmosfer memiliki memori historis yang besar dalam hal emisi gas rumah kaca. Apa yang terjadi 30 tahun lalu sangatlah penting.” Ia menyoroti bahwa dampak keterlambatan aksi global kini sudah nyata, dari pemutusan siklus ekologis hingga kerusakan permanen ekosistem laut.

BACA JUGA:Sumut Belum Pulih, Dua Kabupaten Masih Terjebak dan Akses Darat Putus

Sebulan terakhir, para ilmuwan menyampaikan peringatan bahwa planet ini telah memasuki fase baru yang sulit dibalikkan, termasuk kemungkinan kematian massal terumbu karang. Tanpa pemotongan emisi dan penghentian deforestasi secara drastis, keruntuhan hutan hujan Amazon bisa terkunci dalam 10 hingga 20 tahun. Ironisnya, Brasil yang menjadi lokasi salah satu upaya penyangkalan ini justru akan menjadi tuan rumah COP30 di Belém pada November mendatang.

Kini, kampanye penyangkalan iklim yang disokong Exxon pada akhir 1990-an dan 2000-an bukan hanya menjadi bahan laporan investigasi, tetapi juga masuk ke ruang hukum. Puluhan gugatan diajukan, menuduh perusahaan tersebut menyesatkan publik mengenai situasi darurat iklim. Sebuah babak panjang yang tampaknya baru saja kembali dibuka, lengkap dengan jejak-jejak lama yang akhirnya keluar ke permukaan.

Kategori :