POSTINGNEWS.ID --- Dunia pendidikan dasar Indonesia sedang bersiap menyambut era baru. Pemerintah telah mengetuk palu bahwa mulai tahun ajaran 2027, Bahasa Inggris akan resmi menjadi mata pelajaran (mapel) wajib di seluruh Sekolah Dasar (SD), baik negeri maupun swasta.
Kebijakan ini bukan wacana semata. Mengingat tahun 2027 tinggal selangkah lagi, Kementerian Pendidikan tidak mau ambil risiko. Persiapan besar-besaran atau "pemanasan mesin" akan dimulai bulan depan, tepatnya Januari 2026.
Apa saja yang perlu diketahui orang tua dan tenaga pendidik soal transformasi ini? Berikut 3 fakta penting persiapan menuju 2027.
BACA JUGA:Jokowi Pidato Pakai Bahasa Inggris di Bloomberg New Economy Forum 2025
1. Guru Dilatih Intensif Mulai Januari 2026
Tantangan terbesar dari kebijakan ini adalah kesiapan guru. Banyak guru kelas di SD yang sebelumnya tidak memiliki latar belakang pendidikan Bahasa Inggris.
Untuk mengatasi hal itu, pemerintah tidak akan langsung melempar kurikulum ke sekolah begitu saja.
Pelatihan Masif: Mulai Januari 2026, para fasilitator ahli akan diterjunkan untuk melatih guru-guru SD.
Fokus Materi: Bukan hanya belajar bahasanya, tapi juga metode pengajaran yang ramah anak (joyful learning) dan penggunaan media digital agar siswa tidak merasa terbebani.
BACA JUGA:Ancaman Bom Pesawat Saudia Airlines Ternyata Dikirim Via Email dari India dalam Bahasa Inggris
2. Dukungan Teknologi via LMS
Pemerintah juga telah menyiapkan Petunjuk Teknis (Juknis) dan sistem Learning Management System (LMS).
Platform digital ini akan menjadi "senjata" bagi para guru untuk mengakses materi ajar standar nasional. Tujuannya jelas: agar kualitas pengajaran Bahasa Inggris di SD pelosok desa bisa setara dengan SD di kota besar. Tidak ada lagi kesenjangan kompetensi yang mencolok.
BACA JUGA:Perayaan 41 Tahun TBI Bangkitkan Bakat Muda Indonesia dalam Kompetisi Bahasa Inggris
3. Demi Generasi Global yang Kompetitif
Kenapa harus wajib di SD? Langkah ini diambil untuk membekali anak-anak Indonesia dengan literasi bahasa asing sejak usia emas (golden age).
Jika semua pihak bekerja sama—pemerintah menyiapkan infrastruktur, guru meningkatkan skill, dan orang tua mendukung di rumah—maka lulusan SD di masa depan akan jauh lebih siap menghadapi persaingan global dibanding generasi sebelumnya.
Kesimpulan: Tahun 2026 akan menjadi "tahun transisi" yang sibuk bagi dunia pendidikan kita. Meski tantangan infrastruktur dan adaptasi pasti ada, langkah berani ini membawa harapan besar: Mencetak generasi muda Indonesia yang tak hanya jago kandang, tapi juga fasih menyapa dunia.