Pemerintah Mulai Korek Izin Tambang di Sumatra setelah Banjir Meluas, Bahlil Bidik 23 IUP

Sabtu 06-12-2025,11:00 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

“Warga menyampaikan bahwa sejak beroperasinya PIT Ramba Joring, air sungai sering kali keruh saat musim hujan” kata Direktur Eksekutif Walhi Sumut Rianda Purba dalam keterangan tertulis pada Selasa 2 Desember 2025.

BACA JUGA:Shell Serap 100 Ribu Barel dari Pertamina untuk Jualan Lagi, Kompetitor Kini Jadi Pelanggan

Walhi juga mencatat lewat citra satelit bahwa pembukaan hutan di harangan Tapanuli, khususnya Batang Toru di Tapanuli Selatan, semakin masif sepanjang 2025. Kawasan yang memiliki nilai konservasi tinggi itu seharusnya menjadi benteng alami ketika curah hujan meningkat.

“Tak jauh dari lokasi penambangan emas, muncul pada 2025 lahan gundul yang luas di daerah Tapanuli Tengah” tulis Rianda.

Di tengah sorotan itu, manajemen PTAR mengeluarkan bantahan. Mereka menyatakan operasi tambang tidak memiliki kaitan dengan banjir yang melanda Garoga karena lokasi kejadian berada di daerah aliran sungai yang berbeda. Senior Manager Corporate Communications PTAR Katarina Siburian Hardono menegaskan operasional perusahaan telah mengikuti kaidah lingkungan dan regulasi yang berlaku.

“Pemantauan kami juga tidak menemukan material kayu di DAS Aek Pahu yang dapat dikaitkan dengan temuan di wilayah banjir” kata Katarina kepada wartawan pada Senin 1 Desember 2025.

Evaluasi terus berjalan, sementara banjir yang meluas membuat hubungan tambang dan bencana kembali menjadi sorotan publik. Pemerintah berusaha menunjukkan ketegasan, organisasi lingkungan mengingatkan potensi kerusakan, dan perusahaan tambang menyodorkan pembelaannya. Di tengah silang narasi itu, warga yang terdampak tetap menunggu jawaban dari bukit-bukit yang kini tak lagi seteduh dulu.

Kategori :