Pihak Eza juga mengklaim bahwa beberapa potongan bukti yang dibawa Meiza seharusnya perlu dilihat dalam konteks waktu dan kondisi emosional saat itu, karena menurutnya, setiap pasangan rumah tangga pasti pernah memiliki momen pertengkaran.
Eza melalui kuasa hukumnya meminta agar publik dan majelis hakim menilai bukti-bukti tersebut secara objektif dan tidak langsung menghakimi hanya berdasarkan potongan rekaman yang diambil pada momen-momen tertentu.
Banyak yang menilai bahwa langkah Meiza membawa bukti sebanyak itu menunjukkan tingkat keyakinan dan kesiapan menghadapi proses hukum secara transparan.
BACA JUGA:Titiek Soeharto Meledak di Senayan Gegara Truk Kayu Lewat Santai di Tengah Korban Banjir Sumatera
Dalam beberapa kesempatan, pihak Meiza menyampaikan secara emosional bahwa ia sulit bertahan lebih lama dalam hubungan yang menurutnya membuatnya merasa tertekan secara psikologis dan tidak dihargai dalam interaksi sehari-hari.
Ia menyebut bahwa ia tidak ingin anak-anaknya tumbuh dalam lingkungan di mana mereka terbiasa mendengar pertengkaran atau kata-kata kasar dari orang tuanya, sehingga ia merasa perlu mengambil langkah tegas untuk mengakhiri situasi tersebut.
Menurutnya, kehadiran bukti lengkap seperti pesan teks, audio, dan rekaman rumah merupakan dokumentasi yang sengaja ia kumpulkan karena telah lama merasa bahwa suatu saat ia perlu memperjuangkan kondisi mentalnya secara hukum.