JAKARTA, PostingNews.id — Derita panjang warga Sumatra masih belum berhenti. Jumlah korban jiwa akibat banjir bandang dan tanah longsor yang melibas Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terus menanjak hingga menyentuh angka yang bikin dada sesak. Data terbaru yang tersaji di Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Sumatera 2025 milik Pusdatin BNPB mencatat betapa besarnya skala bencana yang sedang dihadapi.
Dalam laporan yang diperbarui Rabu pagi, terlihat angka korban terus bergerak. Tertulis jelas bahwa 753 jiwa meninggal, sementara 650 orang masih hilang dan 2.600 lainnya luka-luka. Angka itu terpampang ketika data diakses pada pukul 06.30 WIB. Di balik angka-angka itu, ada keluarga yang tercerai, rumah yang hilang, dan desa yang berubah jadi kubangan lumpur.
Kerusakan fisik pun tersorot tak kalah parah. Rumah warga di tiga provinsi itu remuk-redam, disapu arus yang tak kenal ampun. Dalam data BNPB tertulis 3.600 rumah rusak berat, 2.100 rumah rusak sedang, dan 3.700 rusak ringan. Fasilitas umum juga ikut tumbang.
BNPB mencatat 39,34 persen jembatan mengalami kerusakan, fasilitas ibadah 16,97 persen, fasilitas pendidikan 42,5 persen, dan fasilitas kesehatan 1,18 persen. Sekolah roboh, jembatan putus, masjid lumpuh, dan puskesmas ikut tak berfungsi.
BACA JUGA:Cak Imin Lempar Taubatan Nasuha untuk Bahlil, Golkar: Bukan Waktunya Guyon di Tengah Duka
Lonjakan pengungsi pun bak ombak besar. Warga yang terpaksa meninggalkan rumah menumpuk di titik-titik aman. Data terbaru menyebut 106.200 pengungsi di Sumatera Barat, 538.000 di Sumatera Utara, dan 1,5 juta warga Aceh. Jika ditotal, 3,3 juta jiwa terdampak bencana yang berlangsung berhari-hari ini. Angka ini masih bisa bertambah karena BNPB memperbarui datanya secara berkala.
Di tengah kelamnya situasi, Presiden Prabowo Subianto turun langsung menyisir lokasi bencana. Pada Senin, 1 Desember 2025, ia meninjau empat titik mulai dari Tapanuli Tengah, Medan, Aceh Tenggara, hingga Padang Pariaman.
Di setiap lokasi yang ia datangi, Prabowo menyapa warga yang kehilangan rumah dan mengungsi dalam kondisi seadanya. Ia mencoba menenangkan warga bahwa cuaca diprediksi sudah mulai bergeser dari fase terburuk.
Saat berdiri di tengah pengungsi di Kutacane, Pulo Sanggar, Aceh Tenggara, Prabowo memberikan jaminan bahwa pemerintah tidak tinggal diam.
BACA JUGA:Bahlil Setel Ulang Strategi Golkar, Targetnya Anak Muda untuk Kuasai 2029
“Alhamdulillah kita punya anggarannya, kita lakukan penghematan banyak di pusat supaya sebanyak mungkin bantuan, sebanyak mungkin kita bisa membantu kepentingan rakyat di paling bawah, desa, kecamatan. Itu sasaran kita,” ujarnya.
Ia menyebut pemerintah sudah mengerem berbagai belanja di pusat demi memperbesar ruang anggaran untuk warga Sumatra yang sedang berjuang bertahan hidup. Dari rumah yang hanyut sampai ladang yang tertimbun longsor, semua butuh pemulihan yang panjang.
Ketika bergeser ke Kasai Permai, Padang Pariaman, Prabowo kembali menegaskan komitmennya. Pemerintah, katanya, tidak akan membiarkan rakyat menghadapi bencana ini sendirian. Kehadiran negara harus terasa, terutama ketika jalan terputus, logistik tersendat, dan warga masih menunggu kepastian untuk kembali pulang.
Bencana ini belum selesai, data masih berubah setiap hari, dan jalan menuju pemulihan masih panjang. Namun bagi jutaan warga Sumatra, yang paling dibutuhkan saat ini bukan janji, melainkan hadirnya bantuan yang cepat, nyata, dan konsisten sampai kondisi kembali pulih.