“Bahasa NU-nya taubatan nasuha,” ujarnya.
Pernyataan ini sebetulnya ditujukan untuk menggambarkan kehendak perubahan yang sungguh-sungguh. Namun, di tengah suasana berkabung, ungkapan tersebut justru menjadi perdebatan baru yang menambah panjang daftar dinamika politik pascabencana. Pemerintah kini dihadapkan tidak hanya pada tugas menanggulangi musibah, tetapi juga menjaga komunikasi publik agar tetap jernih, tidak memecah fokus, dan tidak menyinggung empati masyarakat.