Kebijakan itu dilatarbelakangi kebutuhan demografis serta upaya menstabilkan kawasan perbatasan utara yang kerap jadi titik konflik.
Netanyahu menegaskan pentingnya relokasi untuk menjaga keamanan wilayah Galilea.
Lokasi itu sering menerima serangan dari kelompok milisi Hizbullah sehingga pemerintah ingin memperkuat kehadiran sipil Yahudi di daerah tersebut.
Situasi keamanan di Galilea membuat puluhan ribu warga Israel sebelumnya memilih mengungsi.
Ketegangan yang meningkat membuat kebijakan pemindahan komunitas diaspora menjadi strategi geopolitik pemerintah setempat.
BACA JUGA:Ekspansi Besar-besaran Hingga 2029, TNI AD Siap Punya Kodam Sejumlah Indomaret
Dalam konteks itu, cerita komunitas Yahudi Tondano ikut disorot publik internasional. Namun, Rabbi Yaakov memastikan tidak ada wacana relokasi, apalagi keputusan resmi yang melibatkan pemerintah Indonesia.
Sampai kini, komunitas Yahudi di Tondano tetap beraktivitas seperti biasa.
Mereka menegaskan komitmen sebagai bagian dari masyarakat Indonesia sekaligus menjaga identitas keagamaan tanpa intervensi dari luar negeri.*