TNI Ditambah di Jakarta–Aceh–Papua, Pemerintah Kayak Lagi Pasang Bodyguard Nasional

Selasa 25-11-2025,13:07 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

JAKARTA, PostingNews.id – Di Senayan, para anggota dewan baru saja duduk ketika kabar lama muncul dengan bungkus baru. Pemerintah memutuskan menambah prajurit TNI di tiga daerah yang disebut titik berat nasional. Bahasa kerennya center of gravity, bahasa rakyatnya tiga daerah yang bikin pusat pemerintahan susah tidur kalau situasinya goyang.

Tiga provinsi itu adalah Jakarta, Aceh, dan Papua. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menjelaskan bahwa potensi gangguan keamanan yang makin terasa menjadi alasan penebalan pasukan di wilayah-wilayah tersebut. Menurutnya, stabilitas harus dijaga rapat agar pembangunan tidak nyangkut di tengah jalan.

"Bahwa dalam rangka mendukung stabilitas nasional agar supaya pembangunan ini bisa berjalan aman dan lancar, kita telah menerima petunjuk-petunjuk dari Bapak Presiden," ujar Sjafrie di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 24 November 2025.

Untuk Jakarta, nada suaranya terdengar jelas. Sebagai pusat pemerintahan, kota ini tidak boleh dibiarkan lengah. Pengamanannya disebut 360 derajat, seolah-olah Jakarta adalah mangkuk panas yang bisa tumpah kapan saja. Dari pantai, udara, sampai darat, semuanya akan diperketat.

BACA JUGA:Kasasi Ditolak 2 Kali, Mario Dandy Resmi Jadi Warga Penjara 18 Tahun

"Kita amankan Jakarta itu dari 360 derajat. Baik dari pengamanan pantai, maupun pengamanan udara, serta pengamanan di darat kita lakukan," ujar Sjafrie.

Aceh juga tidak ketinggalan. Menhan menyebut wilayah paling barat Indonesia itu perlu kesiapsiagaan khusus sebagai gerbang terluar. Sementara Papua, pendekatannya berbeda. Pemerintah akan memakai metode smart approach, yang konon menggabungkan sentuhan lembut teritorial dengan operasi taktis yang lebih keras.

“Sehingga kita ingin merebut hati rakyat agar supaya mereka-mereka yang masih belum mempunyai satu kesamaan pemikiran terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, kita ajak untuk bersama-sama," ujar Sjafrie.

Di balik semua pendekatan itu, Menhan mengingatkan bahwa pertahanan tetap menjadi prioritas utama. Negara harus siap menghadapi ancaman apa pun, dari level ringan sampai taktis.

BACA JUGA:Drama Ijazah Jokowi Tak Habis-habis, DPR Sampai Minta Penjelasan ANRI dan KPU

"Kita tidak ingin kedaulatan kita diinjak-injak oleh orang. Sehingga kita tetap harus bersiap siaga dan meneruskan kewaspadaan terhadap kemungkinan-kemungkinan ancaman taktis," katanya.

Begitulah, negara kembali merapatkan barisan. Tiga provinsi diperlakukan seperti titik tekanan dalam peta besar yang tidak boleh goyah sedikit pun. Sementara publik menunggu, apakah penebalan pasukan ini benar-benar soal keamanan, atau justru cerita lama yang dikemas ulang sebagai siaga nasional.

Kategori :