POSTINGNEWS.ID --- Sobat Hijau, selama ini mungkin kita kenal LindungiHutan sebagai platform jempolan buat donasi pohon. Klik, donasi, tanam, beres. Tapi tahu nggak sih? Di tahun 2025 ini, misi mereka sudah "naik level" jauh melampaui sekadar menancapkan bibit di tanah.
Menjawab tantangan zaman, LindungiHutan kini gencar menjalankan program Treesbash. Ini bukan sekadar penghijauan biasa, tapi sebuah gerakan Community Development yang menyulap desa pesisir menjadi mandiri secara ekonomi lewat jalur hijau.
Salah satu bukti suksesnya ada di Desa Sukawali, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. Lokasi yang dulunya kritis kini perlahan bangkit menjadi benteng pertahanan pesisir sekaligus ladang cuan baru bagi warganya. Penasaran gimana transformasinya? Yuk, simak ceritanya!
BACA JUGA:LindungiHutan dan Maybank Finance Gaungkan CSR Hijau yang Kredibel Lewat Green Skilling Vol. 27
1. Dari Tambak Rusak Jadi Benteng Mangrove
Desa Sukawali punya letak geografis yang unik, yakni titik pertemuan Sungai Cisadane dan Laut Jawa. Dulu, kawasan ini babak belur. Alih fungsi lahan menjadi tambak udang membuat ekosistem mangrove hancur, kualitas air memburuk, dan hasil panen warga merosot tajam.
Sejak 2020, LindungiHutan masuk dan menggandeng warga lokal. Hasilnya? Hingga hari ini, sebanyak 26.097 pohon mangrove (Rhizophora sp.) sudah berdiri kokoh. Hutan baru ini bukan cuma menahan abrasi, tapi juga memulihkan kualitas air yang bikin hasil laut warga kembali membaik.
2. Treesbash: Sampah Jadi Berkah
Program Treesbash yang dibawa LindungiHutan memastikan warga nggak cuma jadi penonton. Desa Sukawali kini jadi "laboratorium" kolaborasi CSR perusahaan.
Contoh nyata kesuksesannya adalah kolaborasi bareng PT Orix Indonesia Finance dan Kertabumi Recycling Center. Dalam aksi bertajuk "Care for the Beach, Care for the Earth!", mereka nggak cuma bersih-bersih pantai, tapi juga:
Mengangkut 430 kg sampah (setara pengurangan 1.465 kgCO2e).
Melatih 30 warga lokal tentang manajemen limbah.
Warga diajari memilah sampah dan mendaur ulang limbah rumah tangga. Yang tadinya cuma kotoran, kini bisa diolah jadi produk bernilai ekonomis. Ini yang disebut Peluang Ekonomi Hijau!
BACA JUGA:Cinta Laura dan LindungiHutan Kolaborasi Selamatkan Pulau Pari Lewat Penanaman 739 Pohon Mangrove
3. Visi Baru: Konservasi yang Menghidupi
Aisyah dari Tim Operasional LindungiHutan menegaskan bahwa visi mereka sekarang adalah integrasi total. "Kami ingin memastikan bahwa setiap aksi penanaman juga membawa dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat, sehingga keberlanjutan tidak hanya terjadi pada alam, tetapi juga pada kehidupan warga," ujarnya.
Jadi, menjaga hutan itu nggak harus "puasa" ekonomi. Justru dengan menjaga pesisir, warga Desa Sukawali membuktikan kalau mereka bisa lebih sejahtera.