Setidaknya, menurut Usman, ada empat alasan mendasar mengapa Soeharto tidak pantas diberi penghargaan sebesar itu. Pertama, masa pemerintahan selama 32 tahun di bawah kendali Soeharto diwarnai dengan berbagai pelanggaran hak asasi manusia yang berat.
“Kedua, pemerintah Soeharto dipenuhi oleh berbagai praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN),” ujar Usman dalam pernyataannya. Ia melanjutkan, bukan hanya soal korupsi, tapi juga bagaimana kebebasan warga negara diberangus selama rezim Orde Baru berkuasa.
“Yang ketiga, juga diikuti dengan pemberangusan kebebasan berpendapat, kebebasan pers sampai dengan kebebasan akademik,” ungkap Usman.
Ia menambahkan satu lagi alasan penting yang selama ini jarang disorot, yaitu ketimpangan sosial dan ekonomi yang tajam akibat kebijakan Soeharto. “Dan yang terakhir adalah adanya ketimpangan sosial-ekonomi yang terjadi selama pemerintahan Soeharto,” sambungnya menegaskan.
BACA JUGA:Kenapa Anggaran Reses DPR Dipotong? Begini Penjelasannya
Deklarasi yang digelar di LBH itu menjadi pengingat bahwa bagi banyak kalangan, luka yang ditinggalkan Orde Baru belum sembuh. Sementara sebagian politisi mencoba mengangkat kembali nama Soeharto sebagai simbol jasa, para aktivis memilih untuk tidak melupakan sisi gelap sejarahnya.