Namun, peluang untuk menang di tahap ini dinilai sangat kecil karena CAS biasanya hanya mempertimbangkan bukti baru yang kuat.
FIFA juga telah memperingatkan bahwa jika banding tidak diajukan dalam waktu 21 hari sejak keputusan final, maka seluruh sanksi otomatis bersifat tetap dan mengikat secara hukum internasional.
Pukulan Besar untuk Sepak Bola Malaysia
Keputusan ini jadi pukulan telak bagi sepak bola Malaysia yang dalam beberapa tahun terakhir tengah berupaya bangkit di level Asia Tenggara.
Selain kehilangan tujuh pemain andalan, reputasi FAM juga ikut tercoreng akibat kasus pemalsuan dokumen ini.
Media lokal Malaysia menyebut kasus ini sebagai “tamparan keras bagi reformasi sepak bola nasional” yang sedang digencarkan FAM di bawah kepemimpinan Hamidin Mohd Amin.
FAM kini berada di posisi sulit: selain harus membayar denda besar, mereka juga perlu membangun kembali kepercayaan publik dan memastikan kejadian seperti ini tidak terulang.
Apa Dampaknya ke Tim Nasional Malaysia?
Larangan bermain selama setahun untuk tujuh pemain asing ini otomatis membuat komposisi tim nasional Malaysia timpang.
Apalagi beberapa dari mereka sempat jadi pemain inti dalam ajang Kualifikasi Piala Asia 2026 dan FIFA Series Asia.
Tanpa mereka, pelatih Malaysia harus memutar otak untuk membangun ulang skuad dengan pemain lokal murni.
Banyak pihak khawatir bahwa skandal ini bisa berdampak jangka panjang terhadap program naturalisasi Malaysia ke depan.
BACA JUGA:Timnas Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026: Pelatih Dipecat, PSSI Bungkam, Publik Makin Geram!
Kasus yang Jadi Pelajaran untuk Asia Tenggara
Kasus FAM ini bukan cuma peringatan untuk Malaysia, tapi juga untuk federasi sepak bola di Asia Tenggara lainnya.
Naturalisasi memang bisa memperkuat tim, tapi kalau dilakukan tanpa transparansi dan kejujuran, risikonya bisa fatal.
Dengan banding yang sudah ditolak, Malaysia kini harus menghadapi konsekuensinya: denda besar, reputasi hancur, dan kehilangan pemain selama satu tahun.