JAKARTA, PostingNews.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia membuka kabar segar dari dunia hilirisasi energi. Ia mengungkap ada dua investor yang sudah pasang ancang-ancang untuk menanam modal dalam proyek penghiliran batu bara menjadi dimethyl ether atau DME, bahan bakar alternatif yang digadang-gadang bisa menggantikan LPG di dapur rumah tangga Indonesia.
“Sudah ada dua. Satu (investor) dari Cina, satu gabungan antara Korea dan Eropa,” kata Bahlil kepada wartawan selepas menghadiri Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, 28 Oktober 2025.
Namun, Bahlil menegaskan proyek ini belum sampai tahap finalisasi karena teknologinya masih dalam fase uji kelayakan atau feasibility study. Pemerintah tampak hati-hati agar proyek ini tidak bernasib sama seperti pendahulunya yang mangkrak.
Ia juga memastikan bahwa secara infrastruktur tidak ada hambatan berarti untuk menjalankan proyek DME ini. Alasannya sederhana, Indonesia punya cadangan batu bara melimpah, terutama jenis kalori rendah yang cocok untuk proses gasifikasi.
BACA JUGA:Purbaya Sebut Ekonomi RI Kuartal III Sedikit Loyo Efek Ribut-Ribut di Bulan Agustus
Menurut Bahlil, proyek DME bukan ide baru. Cerita lamanya sudah dimulai sejak 2009 ketika PT Pertamina (Persero) berencana mengembangkan DME bersama PT Arrtu Mega Energie. Namun, rencana itu berhenti di tengah jalan tanpa hasil. Upaya serupa kembali muncul pada 2018 ketika PT Bukit Asam (PTBA) meneken nota kesepahaman dengan Pertamina dan perusahaan asal Amerika Serikat, Air Products and Chemical Inc.
Kesepakatan itu sempat berlanjut ke tahap pembentukan perusahaan patungan bernama PTBA Penerapan Riau pada 16 Januari 2019. Sayangnya, proyek itu ikut tersendat setelah Air Products tiba-tiba menarik diri tanpa menjelaskan alasannya.
Kini, setelah ditinggal mitra Amerika, PT Bukit Asam kembali bergerak mencari rekan baru. Kepala Departemen Corporate Communication & Government Relations PTBA, Dinna Permana Setyani, mengatakan pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan perusahaan asal Cina untuk mempersiapkan teknologi proyek DME tersebut.
“So far (dari) China. Kami masih dalam tahap penjajakan. Jadi masih belum bisa memberikan lebih banyak tentang DME ini,” kata Dinna saat berbincang dengan media di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada 24 Oktober 2025.
BACA JUGA:Prabowo Siap Sulap 400 Ribu Rumah Reyot Jadi Layak Huni Tahun Depan
Dengan investor baru yang mulai mendekat, proyek DME ini tampak seperti mantan cinta lama yang diberi kesempatan kedua—bedanya, kali ini Bahlil ingin memastikan kisahnya tidak lagi kandas di tengah jalan.