POSTINGNEWS.ID – Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur terus menjadi sorotan dunia internasional.
Pemerintah menargetkan kawasan ini akan menjadi pusat politik nasional pada tahun 2028 mendatang, melanjutkan proyek besar yang dimulai sejak era Presiden Joko Widodo.
Kantor berita AFP mencatat, keputusan memindahkan ibu kota Indonesia pertama kali diumumkan pada 2019 oleh Presiden ke-7 Joko Widodo.
BACA JUGA:Butet Kertaredjasa Sindir Maraknya Kasus Keracunan Program MBG
Salah satu alasan utama kebijakan ini adalah untuk mengurangi beban Jakarta yang selama ini menanggung tekanan luar biasa akibat kepadatan penduduk dan kerusakan lingkungan.
Jakarta memang menghadapi masalah serius berupa penurunan permukaan tanah dan ancaman banjir akibat kenaikan air laut.
Sejumlah studi internasional menempatkan Jakarta sebagai salah satu kota paling rentan tenggelam di dunia.
BACA JUGA:Kejagung Periksa Nicke Widyawati dan Pejabat Terminal Merak Terkait Dugaan Korupsi Migas
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bahkan sempat menyinggung kondisi ini dalam pidatonya pada Juli 2021 di kantor Direktur Intelijen Nasional AS.
"Jika, pada kenyataannya, permukaan laut naik dua setengah kaki lagi, Anda akan memiliki jutaan orang yang bermigrasi, memperebutkan tanah yang subur...," ujarnya kala itu.
Biden juga mempertanyakan masa depan Indonesia jika dalam satu dekade mendatang Jakarta benar-benar harus dipindahkan karena tenggelam.
BACA JUGA:Pakar Puji Polri Ungkap 38 Ribu Kasus Narkotika, Wujud Ketangguhan Melindungi Masyarakat
Pandangan itu sejalan dengan laporan World Economic Forum (WEF) pada 2019 yang menempatkan Jakarta di posisi pertama kota yang berisiko hilang akibat perubahan iklim.
Lembaga seperti NASA juga memperingatkan bahwa kombinasi pemompaan air tanah dan peningkatan suhu global telah memperparah kondisi banjir di Jakarta. Badan Antariksa AS itu mencatat rata-rata kenaikan air laut global sebesar 3,3 mm per tahun.
Dengan ancaman nyata tersebut, pemindahan ibu kota bukan hanya proyek pembangunan semata, melainkan juga strategi adaptasi terhadap perubahan iklim.