POSTINGNEWS.ID -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan pentingnya langkah cepat, kolaborasi lintas sektor, dan partisipasi masyarakat dalam menghentikan penyebaran rabies di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hal itu disampaikan dalam kegiatan Pengaktifan Sistem Informasi Zoonosis dan Emerging Infectious Diseases (SIZE) yang diselenggarakan secara daring dan luring di Aula Fernandez, Kantor Gubernur NTT, Kupang, Jumat (17/10/2025).
Acara ini juga menjadi bagian dari Peringatan Hari Rabies Sedunia Tahun 2025 yang mengusung tema "Bertindak Sekarang: Anda, Saya, Komunitas (Act Now: You, Me, Community)".
BACA JUGA:Disinggung Soal Utang Whoosh, Senyum Jokowi Mendadak Hilang
Menko PMK menjelaskan bahwa dalam tiga tahun terakhir, NTT mengalami peningkatan kasus gigitan hewan penular rabies yang menyebabkan ratusan korban jiwa.
Lebih dari 80 persen penularan disebabkan oleh gigitan anjing yang dilepasliarkan tanpa vaksinasi rutin.
BACA JUGA:Survei IndoStrategi: 1 Tahun Prabowo–Gibran Dapat Skor 3, Pemerintahannya Masih “B aja”
"Ini bukan sekadar angka di laporan, ini adalah cerita kehilangan para keluarga, masa depan bagi anak-anak kita. Kita tak bisa menunggu lagi. Kita harus segera bertindak, bergerak sekarang," tegas Menko PMK saat menyampaikan sambutan secara daring.
Ia menuturkan bahwa rabies kini menjadi ancaman nasional, dengan lebih dari 180.000 kasus gigitan dan 120 kematian hingga tahun 2024, di mana sepertiga kematian terjadi di NTT.
Untuk itu, Kemenko PMK bersama lintas sektor mengaktifkan kembali Sistem Informasi Zoonosis dan Emerging Infectious Diseases (SIZE) sebagai langkah strategis mempercepat koordinasi lintas sektor.
BACA JUGA:Hadiri Kompolnas Award, Kapolri: Polri Tak Antikritik
"Kami Kemenko PMK melangkah dengan harapan baru. Mengaktivasi dan mereaktivasi SIZE, sistem informasi yang menjadi jembatan lintas sektor. Dinas kesehatan punya data korban gigitan, dinas peternakan punya data anjing yang diduga rabies, tapi keduanya sering tidak terhubung. Akibatnya respons kita sering terlambat," jelas Pratikno.
Ia menjelaskan bahwa aplikasi SIZE memungkinkan proses pelaporan berjalan cepat dan terintegrasi.
Melalui sistem ini, misalnya ketika terjadi kasus gigitan anjing di suatu desa, tenaga kesehatan dapat langsung memasukkan data ke aplikasi. Secara otomatis, notifikasi akan terkirim ke petugas kesehatan hewan untuk mengetahui titik pelapor, dan dapat segera melacak hewan pembawa rabies tersebut.
"Dengan membuka dasbor SIZE, Bapak Ibu bisa langsung melihat kasus gigitan hewan hari ini, di kecamatan mana, real time. Inilah kekuatan SIZE. Jadi SIZE ini adalah kecepatan kita, kolaborasi kita," ungkapnya.