Mahfud MD Bongkar Bom Waktu IKN dan Whoosh, Tagihan Era Jokowi Bisa Numpuk di Prabowo

Kamis 16-10-2025,14:27 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

JAKARTA, PostingNews.id – Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD kembali menyalakan alarm tanda bahaya. Kali ini, sasarannya dua proyek kebanggaan era Jokowi yang kini diwarisi pemerintahan Prabowo Subianto, yakni Kereta Cepat Whoosh dan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Dalam tayangan YouTube Mahfud MD Official pada Selasa malam, 14 Oktober 2025, Mahfud menyebut kedua proyek itu bukan sekadar megaproyek infrastruktur, melainkan juga potensi bom waktu hukum dan pidana jika tak segera diurai.

Ia berharap Prabowo turun tangan membenahi tumpukan masalah yang ditinggalkan agar tak jadi preseden buruk bagi generasi berikutnya.

“Sekarang kita berharap Whoosh ini di backup habis Prabowo, bahwa itu tidak boleh dibayar dengan APBN. Kemudian ada penyelesaian hukum, tentu saja termasuk tentang IKN,” kata Mahfud.

Mahfud menilai pola pembiayaan IKN dan Whoosh punya kesamaan yang bikin dahi berkerut. Ia mengingatkan, sejak awal pemerintah berjanji proyek IKN akan murni didanai swasta tanpa membebani APBN.

BACA JUGA:Demi Bersih dari Korupsi, Kata Prabowo ke Keluarga: Jangan Coba-Coba Main di Proyek Pertahanan

“IKN itu kan prosesnya sama dengan Whoosh,” katanya.

“Keputusannya iya, lewat undang-undang, sudah. Tapi mulanya kan kita tahu bahwa IKN itu tidak ada APBN. Itu semua dari swasta, dari investor,” sambungnya.

Masalahnya, janji itu kini berbalik arah. Investor yang digadang-gadang tak kunjung datang, dan pada akhirnya APBN juga yang harus turun tangan.

“Sudah berjalan, mulai, gak ada satupun investor. Lalu APBN dimasukkan sekian persen. Nah, ini APBN sudah habis yang dijatahkan. Ini kan sama ini, bermasalah ketika dan janji-janji investor yang katanya sudah banyak, sudah antre,” tegas Mahfud.

BACA JUGA:Kerugian Timah Capai Rp300 Triliun, Prabowo Janji Hentikan Tambang Ilegal

Mahfud bahkan mengutip pernyataan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang terang-terangan mengaku tak ada satu pun investor yang benar-benar menanamkan modalnya.

“Waktu itu, sampai hari ini tidak ada satupun investor. Yang rupiah pun masih janji, apalagi yang dolar. Kan gitu yang di DPR waktu itu, kata Bahlil,” tambahnya.

Selain IKN, Mahfud juga menyoroti pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Whoosh yang dianggap tak masuk akal. Ia mempertanyakan bagaimana biaya per kilometer bisa melonjak hingga tiga kali lipat dibandingkan proyek serupa di China.

Bagi Mahfud, dua proyek ini adalah cermin betapa kebijakan besar tanpa transparansi bisa menjelma masalah hukum yang serius. Pemerintahan Prabowo, katanya, harus sigap menambal lubang warisan sebelum semakin dalam dan sulit ditambal.

Kategori :